Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 18 Desember 2015

Grandiosity Gandy Steak


Ya, ya, ya... Memang kita kadang kalau makan suka malas mikir dan tidak mau ambil resiko dapat makanan yang tidak enak... Jadilah tanggal 13 Desember 2015 saya bareng ortu makan siang di Gandy Steak. Lagi? Iya, lagi. Karena disitulah tempat favorit papa saya untuk urusan makan daging sapi panggang alias steak. 

Tidak ada yang berubah sejak kedatangan kami beberapa tahun lalu. Semuanya masih sama sampai termasuk peralatan makan seperti piring, sendok garpunya dan tempat steak-nya yang khas Gandy banget. 

Karena sudah kelaparan, langsung deh saya pesan es teh lemon sekalian dengan pitcher. Biar irit maksudnya. Lalu untuk mama saya pesankan Gandy Combination; ada steak sapi dan juga ayam. Biar kenyangnya poll... 



Kamis, 17 Desember 2015

Dekorasi Natal Favorit


Tahun ini saya dengan berat hati memutuskan untuk tidak memasang pohon Natal di rumah... Rasanya kalau ada pohon Natal yang bisa keluar sendiri dari tempat penyimpanan, menyusun sendiri hiasan, kartu ucapan Natal keluar sendiri dari amplop dan semuanya balik sendiri ke tempat penyimpanan... ya ampun, mimpi orang malas banget...

Yang ingin tetap saya lakukan tahun ini adalah jalan-jalan ke mall menikmati dekorasi Natal. Dari tahun ke tahun, ada beberapa yang saya suka banget. Bahkan saya sempat membuat e-card dari foto-foto tersebut. 

Jadi hingga saat ini dekorasi favorit saya adalah 

1. Pohon Natal di Starbucks

Lokasi: Starbucks Plaza Indonesia

Lucu deh melihat pohon Natal yang disusun dari red cup Starbucks yang hanya muncul saat menjelang Natal... Foto diambil sekitar bulan Desember tahun 2007

Senin, 14 Desember 2015

Sundanese Cuisine: Rumah Makan Ampera 2 Tak


Like I said many times, I am not really into Indonesian food since I think nobody can beat my mom's cooking. But when we were walking around Cikini street, this restaurant caught our attention. Or hers to be exact.  This place; Rumah Ampera 2 Tak serves Sundanese Cuisine.

So, here it is... This is not the kind of place I like to visit during the weekend. Not because I'm being snob or having too much of money. Simply because I think I had had enough, I eat in warung or canteen just for the cheap price. Not for the taste or anything like that. I'm a realistic. With a very cheap price I won't ask too much. When I mean cheap, I only need to spend probably around USD 1 or even less for lunch. This place, well depends on what you eat.

Jumat, 11 Desember 2015

Tanpa Komentar Kurang Seru

Punya blog kalau tidak ada yang kasih komentar sama sekali itu rasanya kurang seru... Dari komentar, ada yang memberi masukan, pertanyaan yang bisa dijadikan bahan postingan di lain waktu. Walau tentu saja ada banyak juga komentar gak jelas hingga yang numpang iklan.

Berikut adalah sebagian komentar pembaca yang berbaik hati menyempatkan waktu mampir:



Komentar-komentar yang ada kaitannya dengan postingan blog: 


Selasa, 08 Desember 2015

Christmas Movie : Le père Noël


"Dear Santa, tahun ini saya sudah menjadi anak yang baik...., hanya sekali menjambak rambut adik saya..."
"Dear Santa, tahun ini saya ingin hadiah juga buat kakek, dia yang menuliskan surat ini..."

Kapan terakhir kali kita percaya kalau Santa Klaus alias Sinterklaas itu ada?  Antoine (the super cute Victor Cabal) yang berumur 6 tahun dan penderita asma; jelas percaya banget kalau Santa Klaus itu betul-betul ada. Ia nyaris tidak bisa tidur di kamarnya saat malam Natal karena ingin bertemu langsung. Dan karenanya ia kaget bercampur senang ketika mendengar suara barang jatuh yang ternyata...oh! Santa Klaus! Yang dalam bahasa Prancis : Le père Noël.

Senin, 07 Desember 2015

Desperate Dheepan


Film dimulai dengan adegan beberapa orang tengah membakar jenazah dan seorang pria yang mengganti bajunya. Wajahnya seperti tengah memutuskan sesuatu. Lalu adegan berganti dengan seorang wanita yang tengah berada di tempat penampungan dan bertanya ke beberapa orang. Ia selalu menanyakan apakah anak ini ada orangtuanya atau tidak? Akhirnya ia bertemu dengan seorang anak yang telah kehilangan orangtuanya. Mereka berdua lalu berlari menuju ke tenda dan pria yang tadi ada di awal film juga ada di sana. Petugas tengah memperhatikan mereka bertiga dan memberikan passport dari satu keluarga yang telah tiada. Dan itu artinya, mulai saat itu mereka bertiga harus melupakan kehidupan lama termasuk nama dan berganti menjadi Dheepan (Antonythasan Jesuthasan) sebagai kepala keluarga, Yalini (Kalieaswari Srinivasan) sebagai ibu dan  Illayaal (Claudine Vinasithamby) sebagai putri satu-satunya. Dari Sri Lanka mereka menjadi pengungsi di Prancis. 

Di Prancis dengan status sebagai pengungsi, keluarga ini ditempatkan di daerah yang ternyata tidak aman. Dekat tempat tinggal mereka ternyata ada tempat gangster yang juga warga keturunan. Beberapa kali terjadi tembakan antar gang tersebut yang membuat Yalini dan Illayaal teringat kembali perang yang terjadi di negara asal mereka. Yalini bahkan nyaris  meninggalkan keluarga gadungannya untuk tinggal dengan saudaranya di Inggris. Tapi suatu kejadian akhirnya mendekatkan mereka sebagai keluarga yang seutuhnya.

Jumat, 04 Desember 2015

Invitation à l'ouverture du Festival #SinemaPrancis



Baru mencari di Google Translate dan mudah-mudahan gak salah ya *usap peluh*

Beberapa hari lalu saya iseng untuk ikut kuis yang diadakan oleh IFI untuk mendapatkan undangan pembukan Festival Sinema Prancis. Yang pertama kali gagal dilanjutkan yang kedua dan ketiga hasilnya sama. Tidak dapat. Eh, ketika kuis yang terakhir ternyata saya berhasil mendapatkan tiket pembukaan yang diadakan pada hari Kamis tanggal 3 Desember 2015. Dan saya berhak mendapatkan dua undangan. Yay!



Mengingat pengalaman buruk di festival film lain, saya sempet deg-degan juga ketika bertanya pada panitia soal undangan tersebut. Apalagi ketika yang standby mengatakan untuk datang lagi menjelang jam 7 malam karena panitia yang bertugas belum hadir. Waduh, dapat atau tidak nih? Seorang teman saya yang udah hopeless sama kuis memutuskan untuk membeli sendiri tiket nonton pembukaan yang berjudul Dheepan seharga Rp. 50.000,-

Rabu, 02 Desember 2015

Makan Melulu

Sebenarnya Ria itu kerjanya apa sih? Kok perasaan makan melulu?

Begitu tanya seorang kenalan lewat sepupu saya (kebetulan kami bertiga saling mengenal). Dan tentu saja saya jadi ketawa habis-habisan. Memang ya, media sosial dan blogging itu pengaruhnya luar biasa... Sehingga memberi kesan seolah kerjaan saya makan melulu. Ya iya sih, saya memang makan terus kalau enggak bisa sakit dong? #eh

Pekerjaan saya? Sehari-hari saya bekerja sebagai staff admin di sebuah perusahaan. Bergerak di bidang makanan? Tentu saja tidak... Makan itu memang hobi saya banget dari dulu. Dan seiring berjalannya waktu...ehm, ceritanya sadar makin lama makin tua sementara blog kok tidak mengalami kemajuan maka saya memutuskan untuk membenahi blog. Sejak saya mulai niat serius dengan blog dan memutuskan ingin dikenal sebagai food blogger, jelas saya jadi lebih rajin posting foto-foto makanan. Sebenarnya sih, hobi foto makanan ini sudah saya miliki sejak punya pocket camera. Kayaknya sayaaang banget jika tampilan makanan yang cantik itu tidak diabadikan sebelum hancur dikunyah oleh saya. But that's an old story...

So, kalau ada yang bilang saya kok makan melulu...

Selasa, 01 Desember 2015

DISCLOSURE

Ketentuan ini berlaku sejak 1 Desember 2015

Blog ini adalah blog personal yang ditulis dan diedit oleh saya sendiri. Untuk pertanyaan mengenai blog ini silahkan hubungi saya di hobinyaria@gmail.com

Blog ini menerima kompensasi dari sponsorship, kompetisi dan affiliasi.

Kompensasi yang diterima mempengaruhi konten, topik dan postingan yang dibuat diblog ini. Konten, review dan postingan di blog ini tidak selalu berisi konten yang dibayar.

Pemilik blog ini mendapatkan kompensasi untuk memberikan opini dari setiap produk, pelayanan, dan topik yang berbeda. Walaupun begitu, pemilik blog tetap mengedepankan opini yang jujur, seimbang, terpercaya dan sesuai pengalaman dari produk tersebut. Setiap opini dan sudut pandang adalah murni dari pemilik blog.

Untuk klaim produk, penawaran, pertanyaan dan hal yang berkaitan dengan produk atau jasa harus ditujukan kepada pemilik produk dan jasa tersebut. Blog ini hanya memberikan opini dan review.

Blog ini tidak memuat konten yang memicu perdebatan.
=========================================================

This policy is valid started December 01st, 2015.

This blog is my personal blog, written and edited by me. For further information about this blog please contact me at hobinyaria@gmail.com

This blog received compensation from sponsorship, competition, and other  form of compensation including affiliation. The compensation received affects the advertising content, topic, and post made in this blog. That content, advertising content, review, and post may not always be identified as paid content.

The owner of this blog is compensated to provide opinion on products, services, websites and various other topics. Even though the owner of this blog receives compensation for our posts or advertisements, we always give our honest opinions, findings, beliefs, or experiences on those topics or products. The views and opinions expressed on this blog are purely the bloggers’ own. Any product claim, statistic, quote or other representation about a product or service should be verified with the manufacturer, provider or party in question.

This blog does not contain any content which might present a conflict of interest.

Senin, 30 November 2015

Japanese Film Festival First Timer


Dulu, dulu, duluuu banget ada yang namanya Jiffest; surga buat penggemar film-film. Selain film Amerika, ada juga film dari negara-negara lain yang bisa dinikmati. Tentu saja tidak semua film-film tersebut bisa dinikmati oleh saya. Mungkin karena sudah terbiasa dengan film-film Amerika yang ceritanya berjalan cepat jadi terkadang ada film-film yang membuat saya ngantuk. Sudah ngantuk saya masih tidak mengerti juga jalan ceritanya apa. Cape dheee. Dan kejadian itu terulang lagi ketika untuk pertama kalinya saya menonton di Festival Film Jepang.

Diambil dari Fanpage The Japan Foundation

Ini adalah kali pertama saya menonton di Festival Film Jepang dan teman saya sudah membelikan tiket untuk film yang berjudul A Samurai Chronicle. Dan ternyata…kejadian bobo bareng itu berulang. Tapi sebelumnya, kurang lebih inilah inti ceritanya… hasil dari google dan bukan dari olahan otak sendiri setelah nonton.


Jumat, 27 November 2015

Meeting My Online Friends

I have this habit to ask someone that I know from correspondence and nowadays from the internet. Naturally, I didn’t ask all of them to see each other in person for various reasons. One of the reasons is because not all of them live in Jakarta. And even some of them live here in Jakarta, they are a bit reluctant in meeting with strangers. Yeah sure we chat about movies, food, our dreams for the future and so on. But is different when you chat with someone that you only know her or his face from pictures then suddenly there you are face to face. Why she or he wants to see me? Will our friendship continue after this meeting? Because of that reasons, and like a penpal once said to me that she would rather to keep the mystery between me and her. That's her response when I asked to exchange our photos. Noted. The mystery was too much for us and finally the correspondence just ended. No hard feelings because well we hardly know each other. 


Years after that, I have more online friends and also meeting  several of them in person. Not all foreigner, two of my online friends are Indonesian but live abroad. I met them in person when they went back home to Indonesia. One is an Indonesian woman who has married and live in Koblenz; Germany. Though we only have limited time to chit chat but we were able to meet up. I met her children and they are all looking gorgeous. The other one is another Indonesian woman who was studying in Korea. Now with her hubby; they live and working (somewhere) in Netherlands. 

Rabu, 25 November 2015

Tricky Tagging

So here I am, like to take photos of myself (I think we all know that by now) and naturally photos of all my friends. And naturally, after taking those pictures with great efforts I certainly want to upload them on social media. And then, my friends will need (well, at least I think they need to) information that the photo of us together has been uploaded. And to do that, why not use the tagging function on Facebook? It is easier right? Right?

Nope.

Once an acquaintance of mine was totally upset she even took the time to give me lecture about how I have to respect other people's privacy. Not everybody like to be tagged on social media and let the whole wide world know about their personal details and so on. It was a very long lecture. Obviously, I get the message...right?

Nope. Again.

Of course, I carefully avoid tagging her on social media for worry she is going to explode again. I thought she exaggerated the privacy thingy. I still think that everybody would love to be tagged. And why the heck not?

But now I grew up (older to be exact) and start to realize that not everybody like to have their photo uploaded on social media. So, I was about to post on how fun and great for me to meet my online friends in person. But to post that I have to upload any photo of me with them. And then I remembered how angry my acquaintance was about that and therefore I decided to ask through Facebook. And got few responses

Senin, 23 November 2015

CoCo Ichibanya Curry House


Sejak diajak teman makan di Marugame Udon saya jadi mau mencoba Japanese Curry di CoCo Ichibanya yang salah satu lokasinya ada di Grand Indonesia.

Ketika kami datang masih belum jam makan siang sehingga dengan cepat kami mendapatkan tempat duduk. Restorannya tidak terlalu besar dan tidak ada ruangan bagi para perokok. Mungkin karena banyak pengunjung datang dengan membawa anak-anak kali ya makanya tidak disediakan ruangan bagi yang merokok.

Untuk minuman karena kami berdua sedang tidak ingin yang dingin, maka teh panas menjadi pilihan. Ternyata untuk teh panas, masing-masing kami mendapatkan satu teko.


Jumat, 20 November 2015

Cheerfulness Churreria


Sebenarnya makanan khas tempat ini sama sekali bukan yang saya dan teman santap saat itu. Tapi kami ingin nongkrong di tempat yang tidak biasanya. Dan, to be honest dengan adanya pengumuman diskon 50% untuk kue-kue langsung deh kami jadi tertarik...

Diskon bowww...

Rabu, 18 November 2015

Contentment Collage Restaurant


Beberapa waktu lalu kantor tempat saya bekerja mengadakan seminar di ruang ballroom hotel Pullman yang berlokasi di Central Park. Tentu saja saya tidak akan bercerita panjang lebar mengenai seminar. Tapi sebelumnya saya jamin, saya tetap kerja fokus kok sama yang harus dikerjakan selama di sana (ini apa sih?)

But anyway, saya langsung saja deh mulai cerita soal makanannya yah….

Acara seminar yang dimulai pagi-pagi ini langsung menyambut tamu (dan juga kami para karyawan) dengan welcoming drink…dan yang asik adalah breakfast-nya duong. Soto ayam yang enak banget tapi karena takut kenyang saya skip sama yang namanya lontong.


Senin, 16 November 2015

Strength #Spectre

Taken from Official G+007
Banyak yang katanya kecewa dengan film James Bond yang satu ini. Tapi saya penggemar Daniel Craig dan seperti yang sudah sering saya katakan di post-post sebelumnya kalau film spionase itu keren lokasi-lokasinya. Jadi jelas saya wajib kudu harus nonton yang satu ini.

Walau setelah menonton saya harus jujur kalau dari semua film 007 yang dibintangi oleh Daniel Craig hanya Skyfall yang betul-betul asik banget dan menjadi favorit.

Ceritanya mendiang M (yang tewas di episode Skyfall - diperankan oleh Judi Dench) berpesan pada Bond untuk membunuh orang yang bernama Marco Sciarra. Dari sang janda (yang sayang banget hanya nongol sebentar : Monica Belluci) Bond menemukan jalannya ke pertemuan rahasia organisasi kejam. Kejutannya, sang ketua organisasi itu mengenal betul siapa James Bond. 

Jumat, 13 November 2015

Lost Focus at Luc Bar & Grill


Jadi ceritanya tanggal 7 November saya datang ke acara gathering IDFB bareng Open Snap dan Open Rice di Luc Bar and Grill. Awalnya saya hampir saja malas datang ketika melihat alamatnya. Walter Monginsidi itu dimana pulak itu? Untung ada mbak Nuke dari Open Rice yang memberi petunjuk jalan super okeh agar saya bisa ke sana. 



Berhubung rumah di area Jakarta Timur sementara tempat acara di area Jakarta Selatan jadi saya pun bergegas berangkat. Maklum deh. Masih menggunakan angkot yang suka-suka. Kalau jalan gak macet ya suka cepet. Kalau jalan macet ya suka lama pastinya. Sesampainya di terminal Blok M, saya melanjutkan dengan bajaj yang langsung nodong Rp. 20.000,- Karena saya tidak tahu jalan, ya saya tidak pakai nawar. Cuman pake pesan, kudu cari tempatnya sampai dapat. Dan gak sampai 15 menit, sudah sampai. Kalau kejam, mestinya cukup bayar Rp. 10.000,- sementara kalau rada gak tega ya tambah lima ribu lah. Ealah, ini kejeblos lima ribu lagi. Apa boleh buat. 



Rabu, 11 November 2015

Luxurious Luc Bar & Grill



Tanggal 7 November 2015 lalu saya mendapat undangan untuk menghadiri gathering Indonesian Food Blogger beserta OpenRiceID dan OpenSnapID. Bertempat di Luc Bar and Grill membuat saya tidak sabar karena ingin merasakan makanan di sana.





Selasa, 10 November 2015

Gathering IDFB with Open Rice ID and Open Snap ID



Beberapa waktu lalu saya pernah mengikuti lomba review aplikasi Open Snap yang diadakan oleh pihak Open Rice dan Indonesian Food Blogger. Waktu itu saya buru-buru post tulisan saya agar dapat langsung mendapat undangan untuk gathering. Ini akan menjadi gathering pertama saya bareng para food blogger lainnya yang tergabung dalam Indonesian Food Blogger. Jadi saya sih emang tahu gak bakalan menang. Soalnya ada satu persyaratan yang tidak bisa saya penuhi. Yang penting datang dan ketemu muka deh sama yang lainnya.



Akhirnya tanggal 7 November kemarin, saya yang sudah konfirmasi mendapat undangan via Nuke dari Open Rice Indonesia dan Andrie Anne dari Indonesian Food Blogger datang deh ke tempat acara di Luc Bar & Grill di jalan Wolter Monginsidi. Tidak berapa lama saya sampai di sana jreng, hujan besar mengguyur sehingga membuat perut saya tambah lapar. Hahahha... 




Sesampainya di sana sudah ada Andrie Anne yang sama cakepnya seperti yang saya lihat di foto-fotonya. Sempat ngobrol juga dengan Hendra dari Open Rice yang menanyakan apakah pemilihan tempat makannya okay? Dari segi tempat sih okay saja kalau menurut saya; tapi belum tahu nih makanannya bagaimana. 


Jumat, 06 November 2015

Pergi Kuliner ; The Man Behind The Scene

Logo Pergi Kuliner
Jadi ceritanya, beberapa waktu lalu saya diajak oleh seseorang untuk makan bareng dan membicarakan aplikasi makan yang dikelolanya. Makanya, postingan saya dimulai dengan membuat review tentang restoran Socieaty dan aplikasi PergiKuliner. Sekarang, saya akan berbagi informasi mengenai the man behind aplikasi PergiKuliner… 

Question (Q) : Hai... Sebelumnya terima kasih banget nih buat undangannya. Sekarang saya mau tanya-tanya nih... Boleh cerita sedikit tentang kamu?

Answer (A) :  Nama saya Oswin. Saya kuliah di Jepang. Setelah lulus, saya bekerja di sebuah perusahaan Jepang di bagian bisnis internet lalu dikirim oleh perusahaan tersebut ke Indonesia. Melihat masalah yang ada, dan pengalaman saya kebetulan memang di bisnis internet, saya bersama partner saya membangun pergikuliner.com


Q : Kapan resminya PergiKuliner berdiri?

A : PergiKuliner sudah mulai dibuat sejak akhir tahun 2014, tapi kami rilis pada tanggal 12 Januari 2015.


Q : Jadi ceritanya PergiKuliner adalah…?

A:  PergiKuliner adalah sebuah situs direktori dan review tempat makan terlengkap yang memuat tempat makan enak di Jakarta, Bogor, Depok & Tangerang mulai dari kedai kaki lima hingga restoran hotel bintang lima. Mudahnya, kamu bisa tulis pengalaman makan kamu disini dan bisa juga cari informasi tempat makan seperti alamat, nomor telpon, menu, jam buka, dan review dari pengguna lain sebelum kamu pergi kuliner.

Selasa, 03 November 2015

Review Pergi Kuliner



Duh hari gini kebanyakan aplikasi untuk mencari tempat makan… Sementara kapasitas hape sama sekali tidak mencukupi  (lah ini kok jadi curhat). Nah, jadi apa bedanya aplikasi PergiKuliner dengan aplikasi sejenis lainnya? Mengapa aplikasi ini bisa jadi referensi bagi yang hobi banget sama yang namanya makan? Toh, kebanyakan aplikasi ini tidak memerlukan registrasi yang ribet. Bisa registrasi dengan akun Facebook pula. 

Awalnya saya tidak terlalu menyadari kalau aplikasi PergiKuliner ini benar-benar khusus untuk memberikan referensi tempat makan pada penggunanya. Berdasarkan apa nih referensi tempat makannya?
1. Area
Bisa pilih tempat makan berdasarkan area atau yang paling utama deh, mencari tempat makan di sekitar kamu. Kalau kalian sedang berada di area jalan Gajah Mada, maka tinggal buka aplikasi ini dan klik cari deh.

Senin, 02 November 2015

Spectacular Socieaty


Beberapa waktu lalu saya diajak makan oleh seseorang (yang ceritanya belakangan saja ya) di area Plaza Indonesia - Thamrin. Dan karena saya boleh memilih tempat makan mana saja, dan pas ketika kami jalan mata saya tertuju pada Socieaty…saya minta deh diajak ke situ.



Dan ketika masuk ke sana, saya suka suasananya. Tempatnya tidak terlalu luas cuman sayangnya untuk foto-foto kalau malam rada susah nih. Pencahayaan remang-remang alias gak terang. Lah situ mau makan apa mau foto-foto?



Eh, ketika kami diberikan menu saya langsung merasa menyesal deh minta diajak ke sana. Harga makanannya itu menurut saya sih nabok banget. Sampai saya jadi mikir, apa memang sekarang semua tempat makanan harganya seperti ini ya?

Kamis, 29 Oktober 2015

TIPS TO GET OPENING TICKET #KIFF

Foto diambil dari KCC G+

Bagi penggemar film Korea, tahu dong kalau sedang berlangsung Festival Film Korea Indonesia dari tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2015?

Tanggal 28 Oktober 2015 adalah saat pembukaan acara ini dan sayangnya, hanya boleh dihadiri oleh undangan. Lalu bagaimana caranya agar bisa mendapatkan tiket pembukaan acara ini? Pastinya mengingat sambutan yang meriah, acara ini tentunya diharapkan akan terus berlangsung di tahun-tahun mendatang. Nah, jadi untuk persiapan agar tidak melewatkan acara pembukaan maka berikut tips yang bisa saya berikan :

1. Follow akun-akun media sosial yang terkait dengan acara ini diantaranya :

Twitter Festival Film Korea
Situs CGV Blitz Megaplex karena sudah beberapa kali diadakan di sana
Twitter CGV Blitz
Fanpage Korean Cultural Centre dan akun twitter mereka.

2. Pantau terus akun-akun media sosial tadi dan coba juga akun-akun media sosial lainnya yang terkait dengan acara ini, karena menjelang hari pembukaan mereka suka mengadakan kuis.

3. Selain follow dan pantau, sebaiknya juga subscribe newsletter dari Korean Cultural Centre karena pengumuman kuis bisa langsung kalian dapatkan via email

4. Cari informasi sebanyak-banyaknya agar siap dalam menjawab pertanyaan kuis untuk mendapatkan acara pembukaan festival ini


TAPIIII, ada tapinya nih... Kalian tetap harus punya trik lain selain di atas karena setelah menjadi pemenang TIDAK JAMINAN mendapatkan tiket acara pembukaan festival seperti yang saya alami dan para pemenang kuis lainnya dari Korean Cultural Centre:

Berikut tampilan screenshot email yang member informasi bahwa saya berhak mendapatkan 2 tiket acara pembukaan festival tersebut . Bisa di click gambarnya jika tidak jelas.





Tapi ketika saya sampai di CGV Blitz di Grand Indonesia saya diminta untuk masuk dalam WAITING LIST. Jadi kami yang katanya pemenang dari kuis KCC harus menunggu dulu ketersediaan kursi. Dan akhirnya dari menunggu jam 5 sore hingga jam 7 malam, kami hanya diberi informasi kalau baru bisa masuk jika ada undangan yang meninggalkan studio. Jadi menunggu tempat duduk yang ditinggalkan. Sebagai gantinya jika enggan menunggu karena apa iya ada yang mau meninggalkan acara ini; kami diberikan masing-masing 2 voucher untuk menonton film lain sepanjang festival berlangsung. 

Maka tips terakhir dari saya adalah perluas jaringan persahabatan kalian. Karena untuk menonton FESTIVAL FILM KOREA INDONESIA yang KEKINIAN ini diperlukan jaringan KONEKSI yang kuat. Jadi tidak hanya jaringan internet yang kuat yang diperlukan tapi juga jaringan persahabatan. Kalian malah tidak perlu bersusah payah memantau timeline akun-akun media sosial tersebut. Datang terlambat juga tidak jadi masalah karena seat sudah dipastikan dapat. So, mumpung masih ada satu tahun pergunakanlah waktu kalian sebaiknya jika memang ingin mendapatkan tiket opening.



Ohya, kalau kalian hanya ingin merasakan suasana pembukaan tidak perlu mendapatkan tiket juga bisa kok. Datang saja langsung ke venue dan kalian bisa melihat langsung acaranya. Tentu saja kalian tidak akan mendapatkan name tag untuk masuk ke studio dan menonton langsung film pertama yang diputar pada acara tersebut. Atau kalian menunggu saja hingga ada undangan yang keluar setelah seremoni selesai. Karena setelah saya dan teman mengundurkan diri dari acara menunggu, kami melihat beberapa orang jalan-jalan di mall Grand Indonesia dengan menggunakan name tag yang didapat untuk masuk ke studio. Jadi mereka hanya ikut seremoni dan tidak menonton filmnya.

Silahkan kalian memilih tips mana yang cocok ya... 

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.