Blog berisi curhatan si lajang

Tampilkan postingan dengan label interview. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label interview. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 September 2024

CERITA IBU NESY DRIVER BLUEBIRD SURABAYA

Foto milik ibu Nesy

Maunya saya sih, kelarin dulu ituuuuh semua postingan dan cerita yang tercecer dari perjalanan ke Medan yang astaga sudah mau setengah tahun aja berlalu. Tapi, saya lagi terinspirasi saja sama ibu Nesy. Siapa sih ibu Nesy? Ibu ini adalah salah satu dari sekian pengemudi taksi Bluebird yang lokasinya di Surabaya. Mengapa pertemuan dengan beliau jadi berkesan buat saya? Ikutin yuk ceritanya di sini.

Jadi bulan Agustus lalu saya dan mama pergi ke Surabaya dan dari stasiun Gubeng, kami dicarikan taksi oleh porter yang saya gunakan jasanya. Saya minta dicarikan saja taksi Bluebird dan kebetulan ibu ini parkir tidak jauh dari tempat kami berdiri.

Kamis, 31 Januari 2019

Giveaway With @umakayu For Valentine Day



Beberapa waktu lalu saya pernah mengulas sedikit mengenai produk UMAKAYU di sini. Dari pembelian pertama itu berlanjut jadi ke yang lain. Karena menurut saya sebagai pembeli, selain produknya yang bentuknya unik, respond dari mereka itu okay banget. Okay buat saya mungkin gak buat CS yang lain. Hahahha... Saya sering minta pengiriman dadakan atau paling gak dipercepat. Dan mereka selalu siap memenuhi permintaan saya, padahal kadang yang dibeli hanya seiprit tapi bawelnya ampun-ampunan. 

Di awal tahun 2019 ini saya mendadak sadar, eh udah lama jadi pelanggan tapi belum benar-benar kenalan sama the person behind UmaKayu UmaKayu dan memutuskan untuk mengajak kerja sama lewat giveaway. Yaaaayyy... Giveaway kami adakan untuk menyambut Valentine Day. Tapi sebelumnya mari ngobrol dulu sebentar:

Kamis, 10 Januari 2019

Kushoeka Mis Zapatos

Mis Zapatos backpack

Saya mulai kepincut sama tas keluaran Mis Zapatos pertengahan tahun laluv saat melihat akun Instagram teman saya. Iya, kalau dipikir-pikir memang pas ya istilah influencer itu. Enggak, teman saya sih bukan influencer tapi bahkan melihat dia menggunakan tas tersebut langsung menggugah selera belanja saya. Nah, kan jadi kemana-mana ngobrolnya… Anyway, saya melihatnya menggunakan beberapa produk dari tas tersebut dan iseng (ingat, segala sesuatu bermula dari iseng) mencari akun IG dari tas tersebut. Glek, ternyata tas tersebut dijualnya di Jepang dan saya yang seperti hopeless untuk mendapatkan tas tersebut. Yaela, drama banget yah… 

Rabu, 10 Agustus 2016

Getting To Know @JKTgoodguide




Last Sunday 24 July 2016, I have this opportunity to join walking tour with Jakarta Good Guide. I knew about this group tour from a friend of mine who has joined the walk a few weeks ago. And after I join the walk, now I am curious about people behind this tour… Thankfully, they are willing to spare their times to answer my (hopefully not) boring question. 

Here goes...

Minggu, 14 Februari 2016

Dorotea Gale - The Creator


We have talked about products of Dorotea Gale and now surely we should talk about people behind this production. And without further ado, here is the interview with the woman behind Dorotea Gale productions: Dewi Christina


Hi Dewi :) Thanks for doing this interview with me. So, tell me about yourself?

I was born in Spain and grew up in a small city there. My dad is Indonesian so I started travelling between the two countries when I was five years old. I haven’t stopped since then. I studied Social Work and completed my studies in Santiago de Chile and Madrid, where I had a Master’s degree in Community Social Work. I also spent a few months in India studying and practicing yoga right before coming to live in Indonesia. 
While I was living in Jakarta I studied Fashion Design and fell in love with traditional Indonesian textiles. I started a personal blog about them just to write down all what I was learning about them and the Indonesian culture, which I find incredibly rich. I realized then that there are many people sharing that same interest, after all the Spanish-speaking community is pretty big!



When did you actually decide that this is the line of work that you would love to do in your life?

I love traditional Indonesian textiles so I love everything related to them. The techniques, meanings and stories they have behind are incredibly interesting for me. It’s also a way to show appreciation for my own roots. Bringing together both my European and Asian backgrounds into the designs and trying to bring both cultures closer is something meaningful to me.


Jumat, 12 Februari 2016

Dorotea Gale - The Product


I have this habit of asking someone that I know from social media to meet up in person. I mentioned this on my previous postings months ago. Anyway, I have twitter follower that attract my attention because of the name: Dorotea Gale.

Naturally, I browse around and I found out that Dorotea Gale is actually the name of their product using Indonesian textiles. I got curious and ask the owner to meet and have a little of chit chat. And not only just a gal chit chat. But I used this opportunity to interview the owner as well. So, here goes...


Can you tell us a bit about Dorotea Gale? Like when this business started? Why choose the name?

Dorotea Gale was founded by Dewi Cristina after living in Indonesia for a while. Here she began to learn about Indonesia’s traditional textiles and the expert craftsmanship behind them. She wanted to do something practical and beautiful with them. Being a fanatic traveler, she was quite used to not to have more than the strictly necessary things, and having a textile collection was not very pragmatic. That’s where the idea of Dorotea Gale began. She decided to use the beautiful fabrics collected on her travels to make useful objects everyone needs in their daily lives, firmly believing that thing become alive only when they are used.

The name Dorotea Gale was inspired by the main character of the Wizard of Oz. Like her, Dewi had left everything she was accustomed with to start following her own yellow brick road to search for something else. This is where the story of Dorotea Gale begins.

Jumat, 06 November 2015

Pergi Kuliner ; The Man Behind The Scene

Logo Pergi Kuliner
Jadi ceritanya, beberapa waktu lalu saya diajak oleh seseorang untuk makan bareng dan membicarakan aplikasi makan yang dikelolanya. Makanya, postingan saya dimulai dengan membuat review tentang restoran Socieaty dan aplikasi PergiKuliner. Sekarang, saya akan berbagi informasi mengenai the man behind aplikasi PergiKuliner… 

Question (Q) : Hai... Sebelumnya terima kasih banget nih buat undangannya. Sekarang saya mau tanya-tanya nih... Boleh cerita sedikit tentang kamu?

Answer (A) :  Nama saya Oswin. Saya kuliah di Jepang. Setelah lulus, saya bekerja di sebuah perusahaan Jepang di bagian bisnis internet lalu dikirim oleh perusahaan tersebut ke Indonesia. Melihat masalah yang ada, dan pengalaman saya kebetulan memang di bisnis internet, saya bersama partner saya membangun pergikuliner.com


Q : Kapan resminya PergiKuliner berdiri?

A : PergiKuliner sudah mulai dibuat sejak akhir tahun 2014, tapi kami rilis pada tanggal 12 Januari 2015.


Q : Jadi ceritanya PergiKuliner adalah…?

A:  PergiKuliner adalah sebuah situs direktori dan review tempat makan terlengkap yang memuat tempat makan enak di Jakarta, Bogor, Depok & Tangerang mulai dari kedai kaki lima hingga restoran hotel bintang lima. Mudahnya, kamu bisa tulis pengalaman makan kamu disini dan bisa juga cari informasi tempat makan seperti alamat, nomor telpon, menu, jam buka, dan review dari pengguna lain sebelum kamu pergi kuliner.

Senin, 07 November 2011

Heboh online interview

Sehubungan hendak berlangsungnya workshop Kampung Fiksi yang menggandeng Evolitera maka gue dan Sari kebagian tugas promosi dan interview. Sebelumnya kita sudah pernah melakukan live interview yang rada tersendat dengan Lala Purwono. Untunglah hasil interviewnya walau tidak banyak tapi dapat menghasilkan artikel yang inspiratif.

Nah, memang sih buat gue lebih aman lewat email ya. Paling enggak yang ditanya tuh bisa menyiapkan jawaban yang panjang dan enak untuk dibaca. Walau tentu lebih seru juga kalau dilakukan dengan live via twitter. So, setelah interview lewat email dengan penulis senior Leila S. Chudori gue lanjut dengan Dhiratara Widhya yang merupakan Co-Founder & Chief Publishing Officer dari PT Evolitera. Mau tau isi interview dengan Dhira bagaimana? Kalau mau tau isinya, tunggu aja tanggal mainnya. Tapi yang ingin gue ceritakan disini adalah kehebohan di balik interview via twitter tersebut.

Pertama-tama, gue kirim lah daftar pertanyaan apa saja yang akan kita tanyakan. Dan membuat janji secara resmi bahwa interview akan dilaksanakan tanggal 3 November 2011 jam 8 malam. Okay. Kalau ada yang nanya kenapa gak langsung ketemu aja interview-nya? Well, kita ketemuan sih di Pondok Indah Mall hari Sabtu tgl 29 Oktober 2011. Tapiii, gue yang blanky mau nanya apa ya kalau langsung begitu? Dan gue malas mempergunakan alat komunikasi untuk merekam semua pembicaraan. Karena yaaa... bayangin aja di tengah mall begitu. Berisik! Semua pembicaraan gak penting di bagian latar pasti ikut kerekam semuanya. Jadi mending seperti ini aja deh. Disiapin dulu pertanyaannya. Dan supaya seru, lewat twitter.

Jadilah hari Kamis itu gue memastikan lagi sama Dhira bisa berlangsung gak interview-nya? Dan dia bilang bisa. Sekitar jam 19.30 gue memulai dengan bio singkat yang sudah dikirimkan oleh Dhira sebelumnya. Dan sekitar pukul 20.00 interview itu pun berlangsung.

Lancar jaya? Tentu... Tapi sepanjang interview itu kami berdua mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dhira berinisiatif memberi nomor pada setiap jawabannya di twitter. Maklum deh, secara kolomnya hanya muat 140 karakter termasuk nama orang yang dituju.
2. Karena jawaban Dhira bisa lebih dari satu kali twit, maka salah satu dari kita akan berkomunikasi dulu lewat BBM ; pertanyaannya berikutnya silahkaaannn
3. Jika ada pertanyaan baru yang tidak ada dari daftar pertanyaan yang sudah gue berikan, maka gue komunikasikan dulu lewat BBM

Saking hebohnya gue dengan langkah-langkah ini, akhirnya ada tiga pertanyaan yang terpaksa ditanyakan offline karena sukses terlewati akibat ada ide pertanyaan baru. Jadi gue biasanya suka ada pertanyaan tambahan hasil olahan jawaban dari pertanyaan sebelumnya, Dan ada pertanyaan yang kita diskusikan lewat BBM untuk tidak jadi ditanyakan karena sudah terjawab full di satu pertanyaan.

Masalah lainnya adalah, gue gak mau ambil resiko untuk melakukan interview dengan laptop. Karenaaa...jaringan internetnya suka dodolipet di malam hari apalagi pas hujan. JAdilah gue berjempol-ria semalamam twitter dan re-tweet lewat BB. Usai interview sekitar pukul 22.00 tangan gue udah pegel abis. Tapi puas deh sama hasil wawancaranya. Kepingin tau sebagian member Kampung Fiksi dan Dhiratara? Tuh, fotonya gue pasang ya :)

Jadi jangan lupa baca-baca interview yang kita lakukan dan tunggu aja update baru dari Kampung Fiksi :)

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.