TOKO OEN MALANG DAN SEKITARNYA

TOKO OEN MALANG

Kenapa ke Toko Oen Malang? Karena terakhir saya ke sana barengan dengan kedua orangtua. Jadi ada kenangan tersendiri aja, bukan karena kangen banget sama es krimnya atau makanannya.

Seperti yang pernah saya ulas sebelumnya, walau namanya sama-sama Toko Oen, tapi yang asli hanya yang di Semarang (sudah saya muat juga dan bisa diintip dari list berikut)

Dari SEMARANG

Semarang Kami Datang

Kotta Hotel Semarang

Spiegel

Pak Anang Pay-As-You-Wish Photographer

Pesona Kota Lama Semarang

Hotel REZ Semarang

Toko Oen Semarang

Kenang2an Semarang

Yang Lainnya dari Solo

Hotel Mahalaya The Legacy

Pracima Mangkunegaran Solo

Tempat Kuliner Legend

Yang Tercecer Dari Perjalanan ke Solo

 

MALANG DAN SEKITARNYA

Amaris Malang - A Review

The Grand Palace - A Review

Sesampainya di sana, saya lumayan senang karena akses untuk masuk ke dalam area indoor terbilang ramah bagi lansia. Ada tanjakan sedikit, masih okelah untuk dilalui. Kami memilih tempat duduk di pojok dekat jendela, jadi bisa dapat pemandangan area indoor Toko Oen ini. 

Sepertinya tidak ada yang berubah, kesan jadulnya masih dapat, tidak terlihat adanya AC. Ruangannya luas, jadi sempat khawatir juga kalau nanti ibu ingin ke restroom, sepertinya jalan ke belakang rada jauh nih. Jadi membayangkan mungkin dulunya suka ada acara ya di dalam area Toko Oen, soalnya indoor-nya luas, masih ada area semi outdoor di samping juga. 

Alasan lain kami memilih tempat duduk di pojok, karena kalau tempat duduk yang berada di area ruangan, kayaknya ibu saya bakal ribet kalau mau duduk dan berdiri. 

Di sini langsung saja saya lampirkan bon yang berisi pesanan-pesanan kami. Awalnya kami pesan hot chocolate rum (tapi sudah bukan rum beneran, hanya sirup saja). Ada yang lain yang hendak kami pesan tapi sudah tidak tersedia karena bahannya pun sudah tidak ada. Begitulah penjelasan salah satu trainee waiter yang melayani kami. Jadi, baik kue maupun minuman tidak ada yang mengandung alkohol. 

Hot chocolate rum

Minuman hot chocolate rum yang saya pesan: NOT RECOMMENDED. Seriusan, ini kayak minum air panas saja tanpa ada rasa coklatnya sama sekali. Padahal pas melihat penampakannya, rada-rada berharap tinggi. 

Chocolate parfait

Untuk chocolate parfait di harga IDR 65K, IMHO menurut saya sih kemahalan. Rasanya ya es krim coklat, memang tidak pernah gagal sih, tapi tidak istimewa.

One special

Komentar mama saya juga sama, rasanya untuk Oen Special ya tidak ada yang special untuk harga IDR 65K.

kue tiramisu

Lalu kami pakai acara iseng dong mau pesan yang lain. Saya cari waiter yang sebelumnya melayani kami, tapi lagi tidak terlihat. Akhirnya saya menanyakan sama waiter lain, apakah ada tersedia tiramisu? Wajah waiter yang blank seharusnya jadi kode buat saya buat selesai sudah, jangan dilanjutkan. 

kue mocha

Eh, tapi waiter yang sebelumnya muncul, dan dengan sopan dia menanyakan saya mau pesan apa? Pas saya sebutkan, ia mengajak saya ke etalase di dekat pintu masuk, dan menunjukkan tiramisunya. Sebenarnya saya rada gak yakin, tapi saya pesan juga sama satu mocha. Dua-duanya rasanya biasa pake banget, kuenya kering dan apa iya kue jaman dulu kayak begini teksturnya?

Lokasi: 

Lalu ketika hendak membayar, saya sebagai pecinta cashless langsung kecewa dong karena harus membayar tunai. Ya ada sih buat membayar, tapi berarti saya harus mencari ATM untuk pegangan uang tunai. 

Jadi, saya tinggal dulu ibu di dalam Toko Oen dan berburu ATM di area sekitar.  Mula-mula cari di mal terdekat, tapi menurut bapak satpam atm yang saya cari tidak ada. Jadilah berjalan agak jauh lagi tapi segi positifnya, saya jadi bisa melihat sebagian kecil kota Malang.

GEREJA KATOLIK HATI KUDUS YESUS KAYUTANGAN

Terletak di seberangnya Toko Oen dan sebelah persis McDonald, gereja Katolik ini telah berdiri sejak 4 Juni 1897.  Kalau melihat dari Google Maps, di dalamnya bagus sekali, jadi kepingin deh kapan-kapan masuk ke dalam. 

ALUN-ALUN MALANG

Saya mengira kalau alun-alun di Malang hanya ada satu, ternyata ada dua ya. Yang saya lewatin ini berada di jalan Merdeka, didirikan oleh Bupati Malang pertama : Notodiningrat I pada tahun 1882. Areanya luas banget ya, seandainya ibu saya masih kuat jalan, kami akan senang banget jalan bareng di sini. 

GEREJA PROTESTANT IMMANUEL (GEREJA CONCORDIA)

Gereja Protestant yang dibangun pemerintah Belanda pada tahun 1861. Gereja ini menyimpan dua alkitab bersampul kulit domba jantan yang dibawa dari Belanda. Kulit domba digunakan sebagai simbol keagamaan gereja Protestan Belanda. Konon kedua alkitab itu terlah berusia 400 tahun lebih dan menjadi incaran para kolektor. 

Kesimpulan

Area ini pas banget buat ditelusuri dengan berjalan kaki, apalagi dari sini sudah tidak jauh dari area Kayutangan. FYI, Toko OEN di Malang bukan merupakan bagian yang sama dengan yang di Semarang. Bisa refer ke situs TOKO OEN di sini yang menjelaskan bahwa hanya TOKO OEN Semarang yang menyajikan resep asli mereka.