Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 18 November 2024

TOKO OEN SEMARANG

Pintu masuk Toko Oen Semarang


Walau sebelumnya pernah mampir di sini ketika acara kantor yang sudah 10 tahun berlalu, tapi saya tetap ingin mampir ke sini lagi. Tentu saja kali ini saya agak was-was, karena kalau traveling dengan ibu saya maka harus saya perhatikan adanya anak tangga dan restroom yang ramah manula. 

Sayangnya, di sini tidak bisa dibilang ramah banget. Mungkin efek bangunan lama ya, jadi belum terpikirkan hal-hal seperti jalur khusus untuk pengguna kursi roda. Dari pintu depan sih masih lumayan. Untuk restroom kurang ramah lansia, tapi masih syukur ada di lantai yang sama.


Hal yang juga membuat saya tertarik datang lagi ke sini adalah rasa ingin tahu mengenai sejarah Toko Oen. Saya selalu mengira bahwa pemiliknya sama dengan yang di Malang. Ternyata tepatnya adalah PENDIRINYA SAMA. 



SEJARAH

Dirangkum dari situs Toko Oen Semarang disebutkan bahwa pendiri toko Oen adalah Ny. Liem Gien Nio; istri dari Tn. Oen Tjoen Hoek dan nama beliau ini mempunyai arti: Toko Kue Oen. Wah, kok bisa pas bener ya?

Cabang pertamanya pun bukan di Semarang, melainkan di Jogjakarta, disusul Jakarta lalu Malang baru akhirnya Semarang. Namun toko Oen original yang masih berdiri hanya tinggal cabang kota Semarang. Tahun 1990, gedung Toko Oen di Malang akhirnya dijual dan direncanakan untuk direnovasi menjadi showroom mobil. Tapi, karena gedung toko Oen itu termasuk yang dilindungi pemerintah, sehingga tidak bisa dirobohkan begitu saja. Akhirnya malah diteruskan menjadi toko es krim oleh pemilik baru. 

Jadi saya baru paham ternyata kepemilikannya sudah berbeda walau semuanya awalnya didirikan oleh Ibu Liem Gien Nio. 



PORK SATAY

Yes, di Toko Oen yang di Semarang ini menyajikan menu sate babi. Jadilah sate ini saya pesan untuk dimakan bareng ibu di hotel, dan rasanya ok, bumbunya meresap di dagingnya, jadinya empuk. Kekurangannya menurut ibu saya: tidak ada lemaknya alias samcan. But overall, ini termasuk yang recommended. Saya malah nyeseeeel gak pesen menu lain yang mengandung babi. 

Di menu tertera jelas kok jika makanannya mengandung babi. Tapi jika teman-teman mungkin memiliki alergi terhadap bahan makanan tertentu, bisa ditanyakan sama para penyaji makanan. Kalau para staff-nya terlihat ragu, tidak ada salahnya menanyakan langsung pada atasan mereka. Atau sebelumnya bisa cek dahulu dari review-review yang beredar di internet. 





MENU RESEP OTENTIK

Bisa makan atau beli apa saja di Toko Oen Semarang? BANYAK. Karena saya suka yang manis, jadinya jelas lah ya saya pesan apa? Yaitu es krim dan kue coklat, ini langsung kami nikmati di sana. Hanya sate babi tadi yang dibawa pulang. 

Sebagai informasi, makanan yang disajikan di sini adalah resep turun temurun dari pendirinya yaitu nyonya Liem Gien Nio. Menu-menu di sini sebagian besar menu khas Eropa dan juga Chinese. Kue-kue kering seperti nastar, kaastengel, Speculaas, lapis legit. Dengar-dengar katanya roti bakarnya juga termasuk favorit  karena teksturnya lembut serta ada pilihan topping yang beragam seperti selai, mentega, keju dan telur. 




Yang lainnya yang juga dicari tentu saja es krim, karena es krimnya masih dibuat dengan mesin kuno. 

Itu baru menyebutkan yang manis-manis, belum termasuk seperti macaroni schotel, bistik, spaghetti dan juga beragam minuman.




SUASANA DALAM TOKO OEN

Begitu masuk ke dalam Toko Oen di Semarang langsung berasa pindah dimensi ke masa lalu. Jadi ciri khas suasana di dalamnya nih :

Perabotan yang terdiri dari kursi-kursi rotan, meja kayu berukir, lemari kaca antik, yang begitu kita lihat langsung ingat rumah-rumah jaman dulu. 
Kadang saya jadi berpikir, kalau kursi-kursi ini rusak, mau cari di mana ya gantinya? (udahlah, pake dipikiriiiin). 




Pencahayaan di dalam restoran ini menggunakan lampu-lampu yang memberikan nuansa warna kuning, berkesan temaram yang bikin berasa di rumah.
Ada restoran yang penerangan temaram untuk membuat suasana jadi romantis, kalau di sini sepertinya agar berasa hangat deh, tempat ngumpul bareng keluarga, teman, mengenang masa lalu.


Pernak pernik antik seperti lemari dari kayu ala-ala jaman dulu, jam dinding besar, telepon jaman dulu hingga foto-foto lama yang terpajang di dinding membuat suasana jadulnya tambah. 

Dinding dicat warna pastel yang kalem, langit-langit dan juga lantainya ada yang terbuat dari kayu, jadi memang menambah kesan rumah lamanya. 




NOSTALGIA


Kalau kita merasa ah, biasa saja nih Toko Oen, menurut saya bisa jadi karena kita bukan penduduk setempat dan tidak merasakan ikatan emosional sama tempat ini.

Kita pasti punya kenangan sama tempat makan atau tempat nongkrong bareng orang tua dan teman-teman sekolah. Jadi, setiap kali ke situ pasti akan teringat, wah dulu suka diajak orang tua ke sini kalau ulang tahun. Atau, dulu sama teman-teman pasti jajan bareng di sini kalau bubaran sekolah. Jadi, gak heran kalau bagi banyak orang, Toko Oen spesial banget. 

Untuk jaman sekarang, Toko Oen punya ciri khas sendiri, dibandingkan restoran lainnya, Mereka tetap mempertahankan interior yang ada. Tempatnya seolah sempit kalau dilihat dari pintu masuk. Tapi ketika berada di dalam, wah ternyata luas juga. Ada bagian yang lebih ke dalam, cocok buat acara ngumpul bareng sama keluarga besar.




PEMBAYARAN

Mereka bisa menerima tunai dan scan QRIS; thanks God. Idealnya memang begini nih, menerima setidaknya dua jenis pembayaran. 





PEMESANAN ONLINE

Jika masih penasaran dengan kue keringnya, mereka melayani juga pembelian online loh. 


KESIMPULAN

Dengan sejarah panjang keberadaan Toko Oen, walau mungkin makanan dan kue-kuenya buat saya pribadi gak yang istimewa banget, tapi saya tetap tidak keberatan mampir lagi ke sini. 

Walau mungkin buat yang bawa kendaraan sendiri, agak ribet ya. Dan sebaiknya minta bantuan tukang parkir agar kendaraan mendapatkan tempat parkir yang ok. 


LOKASI:






Postingan Tentang Jalan-Jalan Semarang dapat diintip di:

Semarang Kami Datang

Kotta Hotel Semarang

Spiegel

Pak Anang Pay-As-You-Wish Photographer

Pesona Kota Lama Semarang

Hotel REZ Semarang

Kenang-kenangan Kota Semarang


Postingan di SOLO dapat diintip di 




37 komentar:

  1. Ditengah gempuran kafe yang kekinian, mereka masih bisa tetap eksis ya. Keren pastinya, dan tentu pelanggan setianya benar2 terjaga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, bagi yg memiliki ikatan emosional sama tempat ini, tentunya gak akan bosan untuk balik lagi dan lagi.

      Hapus
  2. biasanya, yg suka datang ke tempat jadul kayak gini tuh para turis/bule lansia

    mungkin mereka sekalian mengenang masa lalu, ya.

    aku pernah sekali ke oen yg di MLG, tapi kurang cocok dgn rasa es krimnya, terlebih ngga cocok dgn harganya 😖

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah ya benar juga, turis2 bule yang sudah usia lanjut juga senang ke resto2 tua yang ada di Jakarta. Selalu ramai saat jam makan, padahal pas nyobain makan, ya gitu aja rasanya.

      Hapus
  3. Aku juga pernah mbaa ke toko oen semarang ini tapi disini kami cuma cicip es krim nya saja sie secara kan makanannya memang ada porknya ya jadi kami ambil yang aman saja yaitu es krim hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jujur, aku baru tahu loh kalau ada makanan dengan pork di Toko Oen Semarang. Memang yg paling aman ya kue dan es krim ya, sama minuman2nya.

      Hapus
  4. Cafe dengan konsep tempoe doeloe begini memang tidak semua orang suka mengunjunginya. Terlebih anak-anak muda. Mereka lebih senang sama tempat nongkrong kekinian.

    Tapi, tidak bisa dipungkiri sih. Tempat nongkrong seperti Toko OEN Semarang ini memang punya pelanggan tetap yang fanatik. Entah untuk merasakan kembali kenangan lama atau sekedar tertarik untuk menikmati situasi dan kondisi masa lalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, kudu tetap ingat bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang ya. Jadi, mungkin karena itu Toko Oen mempertahankan keaslian bangunan beserta menu makanan yang disajikan

      Hapus
  5. Seneng liat tampilan dalemnya deh. Terlihat masih orisinil, klasik dan mewah gitu. Kualitas rasa makanannya berarti masih terjaga yaa, jadinya masih enak dinikmati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku tidak mencoba semua makanannya sih, kebetulan sate yang kami pesan beserta es krim pas dengan selera kami.

      Hapus
  6. Tempat kayak gini tuh cocoknya buat Qtime ya mbak. Asyik banget kayaknya buat santai sambil nikmatin suasana dalem gedungnya yang vintage abisss.

    Liat foto eskrimnya ngilerr beneerrr. jadi pengen melipir kesana juga mbak, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, es krimnya memang menu yang gak bisa dilewatkan sih kalau ke sini, IMHO. Tentunya sambil menikmati suasana yang sahdu vintage juga

      Hapus
  7. Kalau sebuah usaha punya daya tarik, manajemen keuangan bagus, penyandang dana aman, maka bisa tetap survive
    Apalagi kalau memang rasanya enak dan beda
    Pasti bakalan dicari terus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saja tetap dicari terus ya oleh para turis

      Hapus
  8. Toko Oen sari dulu sampai sekarang masih eksis. Es krim nya terkenal enak, walaupun agak mahal. Juga kue2 keringnya yg menjadi ciri khas toko ini.
    Toko kenangan masa kecil saya ini kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, banyak kenangan sama keluarga pastinya di sini ya

      Hapus
  9. Iya ternyata toko Oen yg di Malang dan Semarang beda pemilik. Duluu pernah sekali ke Oen Malang. Entah ini makanannya masih pakai resep yg sama dengan yg di Semarang atau gak.


    Semoga yg di Semarang punya layanan yg lebih baik ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pelayanannya biasa saja sih pas saya ke Toko Oen yang di Semarang ini. Kalau menu makanan, saya rasa sudah beda antara yang di Malang dan Semarang. Yang otentik yang di Semarang ini.

      Hapus
  10. aku baru tau kalau kepemilikan toko oen yang di Malang dengan yang di Semarang ini udah beda.
    Dan bangunan yang di semarang ini bener-bener masih aslinya ya. Kalau kita kesana vibesnya kayak lagi di zaman Belanda gitu, tapi seru dan asik.
    es krim nya patut dicoba nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang di Malang juga masih asli loh bangunannya, tapi ternyata kepemilikannya telah beda karena telah dijual ke pihak lain di tahun 1990 - mengutip dari situs Toko Oen Semarang

      Hapus
  11. Dulu saya seringnya ke Toko OEN di Malang. Pengalaman makan di Toko Oen benar-benar unik! Suasananya yang klasik bikin nostalgia. Aku cobain roti bakar dan es krimnya, rasanya mantul banget! Rasanya seperti kembali ke masa lalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kayak pindah ke masa lampau banget ya makan di sini

      Hapus
  12. Es krimnya kelihatan segar apalagi cake coklatnya.
    Nah ini yang Fenni suka kalau pembayaran itu bisa dengan tunai maupun cashless, karena kan ada memungkinkan saatnya yang bayar pengen tunai atau tinggal scan barcode

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, dgn adanya pilihan metode pembayaran, lebih pas buat kita2 sbg konsumen mau pilih yg mana

      Hapus
  13. Toko Oen ini termasuk tempat legendaris di Semarang yang wajib dikunjungi
    Saat ke Semarang beberapa waktu lalu, saya juga mampir kesini
    Emang yang juara sig es krimnya
    Anak anak suka sama es krimnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, syukurlah anak2nya cocok sama es krim di sini ya, bisa jadi mereka ok diajak balik lagi

      Hapus
  14. Hebat sekali ya toko Oen ini bisa terus berdiri walaupun mengalami banyak tantangan seperti waktu dan juga modernisasi dan bisa tetap mempertahankan jati diri dan ciri khasnya. Konsisten gitu dan sukses membuka beberapa cabang di kota-kota lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekarang hanya tinggal di Semarang saja yang masih berdiri dan yang masih asli resep2nya.

      Hapus
  15. Melalui artikel mba Ria aku jadi tau nih kalau ternyata Toko Oen Semarang ini merupakan cabang keempat ya. Suka aku tuh sama bangunan, kemudian interior dan pencahayaannya. Beneran berasa homey.

    Salut, masih bisa mempertahankan outentik Toko Oen Semarang. Es krim cokelatnya legend emang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aku juga baru baca2 di situsnya dan baru tahu kalau justru toko terakhir ini yg tetap berdiri dan satu2nya yang original.

      Hapus
  16. Tulisanmu ini mengingatkan bahwa setiap kisah memiliki kekuatan banyak hal, seperti toko kue oen ini kisahnya membuat banyak orang tetap kembali untuk menikmatinya dan aku sendiri memang suka dengan toko itu, rasanya oke dan beserta kisahnya membuat lebih oke lagi he he he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, setiap orang punya cerita dan demikian juga perjalanan naik turunnya Toko Oen hingga menyisakan 1 toko saja di Semarang.

      Hapus
  17. Aku pernah masuk ke toko oen Semarang ini mba. Tp pas tahu ada menu pork, langsung minta maaf ke staff nya, kirain bisa buat muslim 😅. Berhubung aku juga ga pake jilbab sih waktu itu, JD mereka ga bilang juga

    Tapi akh pernah cobain yg di malang, secara di sana cuma eskrim kan. Dan kapok 🤣🤣. Mo ngajak ribut staff nya. Beneran sih aku blacklist tuh toko yg di malang. Jangan harap kesana lagi 😂

    Ga sopan soalnya, dan mereka sangaaat mentingin turis asing. Krn pas kami kesana, di sebelah itu duduk bule yg mana duluan kami yg DTG. Tapi semua pesanan si bule langsung hadir, sementara punya kami sekeluarga 1 jam kemudian 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang yang aman dinikmati es krim dan kue2 sih ya, kalau makanan ada menu pork soalnya. Nah, kl yg di Malang, tunggu aja postingannya ya... Hahahha... Tp aku bisa bilang, aku ogah balik lagi ke Toko Oen Malang. Paling nih, lewat di depan tokonya buat foto2 doang ...

      Hapus
  18. Aku pernah ke Oen Semarang ini dan pesan es krim, aku suka tempatnya yang vintage gitu bikin perasaan nyaman dan tentram..ternyata pendirinya sama dengan yang di Malang ya Mbak..

    BalasHapus
  19. Se-klasik itu Toko Oen Semarang.
    Dan suasana yang nyaman begini, apakah tetap butuh pendingin ruangan (AC)?
    Soalnya langit-langitnya tinggi dan kaya akan sinar matahari. Tapi Semarang cukup vanasss... huhuhu..

    Makan es krimnya manteepp bangeett~
    Kalo di Surabaya, Zangrandi yaa.. eskrim klasik yang begitu dicintai.

    BalasHapus
  20. Sepertinya bisa aku coba liburan ke Semarang, mumpung udah di Jogja bisalah ya naik kereta atau travel

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.