Blog berisi curhatan si lajang

Minggu, 03 November 2024

Spiegel All Day Bar & Dining A Review


Sudah lama ingin banget ke sini sejak nonton film Ave Maryam beberapa tahun lalu. Beberapa temen memberikan mix review, jadi ada yang suka suasananya, ada yang gak berkenan sama pelayanannya. Lalu dengar-dengar lagi, restoran ini sempat tutup untuk renovasi. Tapi, untunglah pas kami sampai di Semarang dan kelar proses check-in di hotel Kotta, restorannya buka untuk umum. Lega, karena sudah keburu kecewa dengan ditutupnya gereja Blenduk yang tengah menjalani proses revitalisasi. 


difotoin pak Anang, fotografer bayar selereanya

SEJARAH SINGKAT BANGUNAN RESTORAN SPIEGEL

Bangunan restoran Spiegel di Semarang berdiri pada tahun 1895. Awalnya gedung berfungsi sebagai toko serba ada bernama: NV Winkel Maatschappij "H. Spiegel" dan menjual berbagai macam barang, mulai dari pakaian, dekorasi rumah, hingga peralatan kantor.

Nama "Spiegel" sendiri diambil dari nama pemilik toko pada saat itu. Setelah mengalami berbagai perubahan fungsi, bangunan bersejarah ini akhirnya direnovasi dan diubah menjadi restoran pada tahun 2015, tetap mempertahankan nama aslinya, Spiegel Bar & Bistro.

Jadi, bangunan Spiegel ini memiliki sejarah yang panjang dan merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kota Lama Semarang.


Area indoor Spiegel

PELAYANANNYA SUPER!

Ada tangga sebelum masuk ke restoran, namun di luar dugaan, dua pegawai pria langsung gak tanggung-tanggung membantunya. Kursi roda beserta mama saya langsung diangkat masuk ke dalam. Di dalam ada 1 anak tangga lagi, tapi kali ini kami jalan sendiri saja. Jadi, dari awal saja saya sudah terkesan banget, mereka mau serepot itu agar kami bisa masuk.

Ohya, karena kami datang di hari kerja jadi bisa langsung masuk saja. Kalau sedang akhir pekan, lebih baik reservasi dulu deh daripada tidak ada tempat. 



dapat appetizer


MAKANAN

Untuk makanan, saya kurang cocok sama yang disajikan, entah ini salah pesan atau bagaimana ya? Tapi kami suka banget sama tiramisu dan gelatonya. Ohya, di sini makanan yang disajikan tidak mengandung babi, Namun, mereka menyediakan minuman beralkohol dan tiramisunya diinformasikan mengandung alkohol. 

Kami pesan:


Spaghetti Carbonara alla Romana (IDR 85K)

Gak bisa dibilang creamy sih, malah terlalu encer, kalau kata saya. Tapi porsinya lumayan sih buat dimakan berdua. 




Three Pepper Chicken (IDR 75K)


Dada ayam dimasak dengan rempah-rempah, dadanya sudah empuk. Tapi, rasanya kurang nampol sih. 




Flower Power dan Honey Bee


Minuman dingin yang recommended buat menghilangkan rasa kepanasan di Kota Lama Semarang. 



Tiramisu dengan alkohol

Begitu pesan, waiter langsung memberikan informasi kalau dessert yang satu ini ada alkoholnya. Dan kami gak keberatan, walau dia terang-terangan bilang deg-degan. Karena sebagian besar dinikmati oleh ibu saya. Mungkin dia kebayang, ini nanti bakal kenapa-kenapa gak ya? Ada obat-obatannya gak ya?



Gelato

Ada rasa rujak dan seriusan rasanya memang kayak rujak, saya mix sama coklat dan strawberry juga. 




RUANGAN LUAS

Tempatnya memang luas banget dan pencahayaan dari luar lebih dari cukup, jadi suasana restoran terkesan lebih cerah, kalau menurut saya. Menurut seorang teman, dulu di sini penerangannya cenderung temaram, mungkin biar kesannya sahdu ya. Tapi, kami lebih suka dengan suasana seperti ini, dan kalau buat yang foto-foto, jelas pencahayaan begini yang bagus. 

Waktu kami ke sini hari Jumat tanggal 9 Agustus, suasananya belum terlalu ramai. Menjelang sore menuju malam, barulah pengunjung mulai lebih banyak yang berdatangan.

Kesimpulannya:

Tempatnya oke banget buat hang out, apalagi bagi yang suka foto-foto OOTD. Gak nyesel deh kalau mampir ke sini. Mungkin untuk makanan, tergantung selera masing-masing ya. Tapi untuk tiramisu dan gelato, saya rekomendasikan untuk dicoba. 



Kenang-kenangan sama teman nih nongkrong di sini. Karena ada anak di bawah umur, mukanya disamarin saja deh. 


Lokasinya: 



Seputaran Semarang nih:

Semarang Kami Datang

Kotta Hotel Semarang

Difotoin Pak Anang


18 komentar:

  1. Senangnyaaaaa ❤️ Mama pasti hepi diajakin wisata kuliner ke spot ciamik macam gini
    apalagi ada gelato rasa rujak, wohooo ini langkaaa loh.
    Di Surabaya aja kayaknya saya baru nemu gelato rasa jamu 😆 blum dapat ygvrasa rujak.
    trus tiramisu nya walo mengandung alkohol, tapi kayak tempting bnagettt.

    mungkin alkoholnya ga bnyaakk ya, cuma biar bau telornya samar2 ajaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya memang alkohol dalam tiramisu gak banyak. Biasanya buat memberikan sensasi rasa yang berbeda aja, gak cuma manis. Dan yaaa, walau masuk ke sini penuh perjuangan (keluarnya apalagi... hahahah), ibu saya seneng banget bisa ke sini.

      Hapus
  2. Berulang kali ke Semarang, Spiegel resto ini menjadi wajib untuk jadi tempat nongkrong soalnya di area kota lama dimana kanan kirinya tempat wisata wajib, jarang makan besar disana karena seperti ulasan diatas ayamnya memang menarik seh dengan rempahnya tapi kadang suka ga masuk dirasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kurang cocok aja ya sama selera, dan kebetulan di sekitarnya banyak juga tempat nongkrong lain.

      Hapus
  3. Aku juga ikut deg-degan pas bacanya mbak, tapi bukan bagisan tiramisu. Lebih ke pas baca harga tiap menunya yang agak lumayan juga yak, hahaha. Tapi wajar sih, untuk pelayanan sebaik itu.. dan suasana gedung istimewa khas belanda yang terjaga selalu, tentu masuk akal.

    Kalo di Jakarta, gedung peninggalan belanja inget 2 aja. pertama Es Krim Ragusha. Lalu satunya Masjid Cut Mutia (Nganu, ini juga tadinya gedung pos belanda, tapi dialihfungsikannya jadi masjid)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mengutip kata mama saya,"Kan gak tiap hari makan begini." Yaaa kan, kalau sampai tiap hari, wadaw, bukan hanya gak baik buat fisik tapi jg buat dompet :) Eh, masa sih tempat es krim ragusa di gedung tua? aku malah baru tau nih

      Hapus
  4. tempatnya asliiii ini keren banget mbak.. kan jadinya aku pengen bisa ngerasain gimana serunya makan disana.
    Menurutku vibesnya kayak di film-film ala ala jaman kerajaan gitu. kereeen sii

    BalasHapus
    Balasan
    1. vibes-nya memang jaman dulu banget, classy mewah gitu ya... Aku suka juga suasananya di sini, nyaman buat ngobrol dan hang out

      Hapus
  5. Waaah baru tau di sana ada restorannya mbaaa 😅. Aku pikir gedung tua terawat aja...

    Malah cakeeep pula dalamnya 😍😍. Suka ih.

    Naah spaghetti carbonara nya tapi mirip carbonara yg bener deh, dari segi plating yaa.

    Soalnya Orang2 banyak keliru Ama carbonara dan Alfredo. Padahal yg creamy itu Alfredo.

    Carbonara itu pakai telur. JD warna juga cendrung kuning .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, aku juga termasuk yang keliru nih, mengira carbonara yang creamy. Berarti karena kepingin yang creamy ternyata malah pesan yang salah. Ok noted deh, thanks for informasinya ya.
      Ohya, aku lupa info di postingan nih, kalau Spiegel ada tempat menginapnya juga. Hanya saja lebih cocok untuk yang datang dengan jumlah yang agak banyak. Gak hanya berdua saja.

      Hapus
  6. Baca ini jadi tambah pengen jelajah kota lama Semarang..berkali2 ke semarang cuma buat transit aja belum yang bener2 jeajah semarang...
    Apalagi dapet referensi bangunan iconic cagar budaya ini yng sudah berdiri dari abad 18 donkkk...suasana dalem nya cozy banget terkesan mewah..buat makanan dan minuman klo buat muslim sebelum pesan kita sebaiknya tanya dl brarti ya apakah mengandung alkohol atau tidak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga gak banyak kemana2 kok selama di Semarang. Krn tahu bakal sulit kl terlalu banyak ke sana ke sini, makanya cari tempat yang di tengah2 pusat turisme ini.

      Hapus
  7. Beberapa kali main ke Kota Lama Semarang, cuma bisa lewat doang di Spiegel. Ndak pernah mampir ke sana. Eh atau sebenarnya pernah kali ya. Pas sama teman-teman kantor waktu itu. Cuma aku nggak tahu kalau ternyata ada gelatonya. Duh sayang banget terlewatkan. Pingin yang rasa rujak akutu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi belum ada juga. Aku kurang tahu juga sih karena benar2 baru pertama kali ke sini.

      Hapus
  8. Tempatnya cakeeep ya dan cocok buat ngadem sambil foto2 plus bikin konten. Tapii shock pas lihat foto spaghetti carbonara. Biasanya warna saus carbonara putih kan? Itu kok kuning...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau baca informasi dari Fanny, justru itu yang bener. Carbonara pakai telur makanya warnanya cenderung kuning.

      Hapus
  9. Restorannya ramah untuk lansia ya mbak. Kebetulan saya sekeluarga sering ke Semarang, apalagi pas bude masih hidup. Mungkin suatu saat saya pengen ke Semarang ajak Ibu dan makan di Restoran Spiegel. Restonya estetik banget dan tentunya makanannya namak lezat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya juga gak nyangka mereka membantunya sampai total banget. Yang bikin terkesan memang karena pelayanannya mereka itu dan juga karena tempatnya juga menarik.

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.