Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 11 November 2024

PESONA KOTA LAMA SEMARANG


Pada jaman dahulu kala atau tepatnya 10 tahun lalu ketika ikut acara jalan-jalan kantor, kami mampir dan foto-foto di depan Gereja Blenduk. Saat itu hanya di situ saja kami mampir dan selebihnya lebih banyak berada di kotanya saja. 

Akhirnya saya kesampaian juga kembali ke Semarang dan kali ini besama ibu, dengan naik kereta Argo Muria. Berkesempatan pula menginap di hotel KOTTA yang totally Instagramable dan dekat kemana-mana. Walau keinginan ke sana ke sini banyak, tentunya sulit kesampaian semua. Jadi saya buat catatan kecil saja buat mengingat pas ke Kota Lama udah kemana aja? Sepertinya saya memang gampang tergoda sama bentuk bangunan yang oldies tapi goldies seperti di Kota Lama Semarang yang juga dikenal sebagai "Little Netherlands". 


Jadi ini rangkumannya saja dari sebagian kecil di area Kota Lama Semarang. 



INDOMARET 

Ini termasuk Indomaret estetik karena menggunakan gedung tua sebagai tempat operasionalnya. Sayangnya saya belum mendapat informasi, dulunya gedung apa ya ini? Di sini ada lantai duanya, dari browsing informasi ternyata lantai dua digunakan juga untuk pengunjung. Tapi pas saya ke sana hanya untuk mencari jajanan saja sih, jadi gak bertanya juga apakah ada area nongkrong di lantai 2. 

Apakah ada akses untuk pengguna kursi roda? Sebenarnya tidak ada anak tangga sama sekali dan mudah untuk masuk ke sini. Tapi ya namanya aja minimarket, begitu masuk langsung ketemu sama rak-rak berisi berbagai macam produk. Jadi, saya tidak terlalu rekomendasi untuk masuk ke sini. 

Lokasi:




SPIEGEL

Sudah pernah saya bagi ceritanya di postingan sebelumnya dan siapa juru fotonya




42 Bakeshop

Ada banyak bertebaran tempat nongkrong di Kota Lama Semarang dan 42 Bakeshop adalah salah satunya. Terletak di kawasan Kota Lama Semarang di gedung peninggalan zaman Belanda. Seperti banyak bangunan di kawasan ini, gedung yang digunakan 42 Bakeshop merupakan bangunan kolonial yang sudah direstorasi untuk menjaga nilai historisnya. Jadi tetap dipertahankan karakteristik arsitektur khas kolonial Belanda yang menambah nuansa vintage pada kafe tersebut. Estetik lah buat yang hobi foto-foto sekalian nongkrong.



Saya pesan butter croissant sama London Fog tea. Earl Grey tea disajikan bareng vanilla dan susu, jadi penampilannya pun terlihat cantik. Selain teh, tentu saja ada minuman lain seperti kopi pastinya beserta deretan pastry. 

Untuk masuk ke sini ada 3 anak tangga, sehingga tidak ramah untuk para pengguna kursi roda. Dan jika kalian datang saat akhir pekan, ada baiknya reservasi tempat dulu. 


Lokasi:





Sedjenak Koffie

Sedjenak Koffie adalah salah satu kafe baru yang menarik di kawasan Kota Lama, Semarang. Kafe ini lokasinya ngumpet dari keramaian sekitaran Kota Lama Semarang. Tapi menyenangkan nongkrong di sini karena tempatnya menawarkan suasana nyaman dan estetik. Konsep interiornya memadukan elemen tradisional dan modern dengan dominasi ornamen kayu serta gantungan batik khas Semarang, sehingga suasanannya jadi lebih tenang aja

Meskipun tidak terlalu luas, Sedjenak Koffie menyediakan area indoor dan outdoor yang nyaman. Menu yang disajikan cukup beragam, mulai dari kopi klasik hingga minuman berbasis susu dan pilihan camilan ringan. Tempat ini menjadi favorit bagi mereka yang mencari suasana tenang untuk bekerja, membaca, atau sekadar menikmati waktu sendiri. Dengan atmosfer yang grounding alias bikin tenang, kafe ini jadi cocok bagi pecinta kopi yang ingin sejenak cuti dari rutinitas sehari-hari. 

Sayangnya, tidak ramah pada pengguna kursi roda, karena ada beberapa anak tangga yang harus dilewati sebelum bisa masuk. 



Ohya, saya dan teman-teman pun memesan snack dan minuman untuk teman ngobrol selagi nongkrong. Pesanan saya sendiri adalah susu coklat panas dan chicken wing yang berujung dibawa untuk makan di hotel. Gak nyesel pesennya, karena gurih (saya mah rasa gurih saja sudah membahagiakan). 

Lokasi:




Tekodeko Koffie Huis

Tekodeko Koffiehuis, yang terletak di kawasan Kota Lama Semarang (tepat di seberang Sedjenak Koffie), menempati salah satu bangunan cagar budaya peninggalan Belanda. Gedung yang digunakan oleh Tekodeko sebelumnya adalah sebuah rumah tua berusia lebih dari 100 tahun, yang dulunya digunakan sebagai kantor atau hunian bagi warga kolonial. Arsitektur khas Eropa dengan jendela besar dan pintu tinggi yang mencerminkan kemegahan arsitektur kolonial Belanda juga dipertahankan. 



Sebagai kafe yang menghuni bangunan bersejarah, Tekodeko turut mendukung upaya konservasi dengan memanfaatkan bangunan tua yang dilindungi. Ini menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana khas masa lampau sambil menikmati sajian kopi lokal yang khas.

Sayangnya juga, kedai kopi yang ini pun tidak ramah pada pengguna kursi roda, karena untuk masuk harus turun tangga dulu ke dalam. Ya gak banyak sih, tapi menurut saya tetap akan menyulitkan karena tidak ada jalur tersendiri. 



Karena pas nongkrong di sini sudah menjelang malam, saya pun tidak berani memesan kopi. Tapi saya pesan nasi goreng buat dimakan di hotel. Nasi goreng dengan sayur saja yang ternyata enak banget. Pas lah dengan chicken wing dari kedai kopi di seberangnya. 

Lokasi:




Starbucks Indonesia

Termasuk yang cakep juga gedungnya dan setelah saya scan barcode yang ada di dekat pintu masuk, ketemu lah penjelasannya di sini

Gedung yang menjadi lokasi Starbucks di Kota Lama Semarang dulunya pernah digunakan sebagai Toko Buku dan Percetakan G.C.T. Van Dorp. dan sejak tahun 1870 sudah menjadi ikon di Semarang. 



Karena cakep banget, tidak heran ada banyak pengunjung Kota Lama yang foto-foto (termasuk foto Pred-Wed) di depan gedung ini. Di area dalam juga luas banget, terbagi jadi area indoor, outdoor dan semi outdoor. 

Ada satu anak tangga yang harus dilewati. jadi kalau masih bisa jalan walau terbatas masih memungkinkan untuk masuk ke dalam. 

Untuk restroom, amanlah bagi pengguna kursi roda atau yang terbatas kemampuan berjalannya. Ini yang membuat saya lebih suka mencari Starbucks yang lokasinya berada di luar mall. Karena restroom ada tersendiri, tidak usah cari-cari lagi di dalam gedung mall. 

Lokasi 


Sayangnya hanya sedikit yang sempat dikunjungi karena kami bersiap pindah hotel lain (masih di Semarang). Semoga saja deh, masih ada kesempatan berkunjung ke sini lagi suatu saat nanti. 


Postingan Tentang Jalan-Jalan Semarang dapat diintip di:

Semarang Kami Datang

Kotta Hotel Semarang

Spiegel

Pak Anang Pay-As-You-Wish Photographer

REZ Hotel Semarang

25 komentar:

  1. Aku terakhir ke Semarang itu sekitar tahun 2016 atau 2017. Dulu aja aku udah takjub dan hepi banget bisa keliling ke kawasan Kota Lama-nya. Padahal memang di beberapa area masih semrawut dan di beberapa titik lagi proses pemugaran. Dan, luar biasa cakepnya Kota Lama semarang dilihat dari foto-foto di atas.

    Lihat minimarket menempati bangunan tua yang estetik dan terjaga kayak gitu, bisa beneran healing hahaha. Kan ada tuh guyonan kalau banyak orang healing di teras minimarket, nah kalau terasnya kayak begini, serasa ada di Eropa! beneraaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya ke sana tahun 2014 juga masih semrawut banget dan yang bisa dilihat dengan enak hanya gereja Blenduk saja. Tapi kalau beberapa bulan lalu, wah sudah sangat menyenangkan dan jadi tempat liburan serta hiburan yang menyenangkan.
      Hahahah, benaaaar, healing di teras Indomaret Kota Lama memang berasa di Eropa, kan di sana dibilang Little Netherlands.

      Hapus
  2. Baca ini jadi tambah pengen banget ekplore kota lama semarang mbaaaa...
    Bangunan nya bener2 iconic yaaa dan semua mempertahankan bentuk bangunan aslinya sehingga kelihatan tetap klasik meskipun digunakan untuk tempat2 kekinian dan ini yang bikin jadi menambah daya tariknyaaa...
    Yang bangunan indomaret juga takjub saya bisa ya dia dapet bangunan kece gitu tapi sepertinya lantai2 nya tertutup ya mba..kayak gak digunakan buat pengunjung..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu dia saya juga penasaran nih, apa lantai duanya digunakan atau tidak. Awal2 dibuka, lantai 2 pun digunakan untuk pengunjung nongkrong. Tapi kalau lihat dari foto ini, sepertinya sih tidak digunakan ya.

      Hapus
  3. Kota Lama Semarang memang menyimpan sejuta pesona
    Jadi salah satu destinasi wajib yang harus dikunjungi saat jalan jalan ke Semarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, gak heran dijulukin Little Netherlands karena memang ada banyak bangunan tua yang iconic banget dan jadi tempat nongkrong

      Hapus
  4. Amin mba bisa kembali lagi ke Semarang karena kota itu akan selalu bisa membuat pengunjungnya untuk merindu, Jika berkesempatan kembali mungkin bisa menjelajahi Semarang atas juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, mudah2an bisa kesampaian karena memang banyak yang bisa dijelajahi

      Hapus
  5. Wah, keren banget mbak.. banyak juga yak ternyata tempat makan yang pake gedung-gedung lama gini. Jadinya kesannya tuh campur aduk. Modern tapi tetep vintage, hahahaha

    Indomaret yg pake gedung legendaris gini juga pernah ada kalo gasalah di jakarta. sayangnya sekarang sih udah tutup. Mungkin ga nutup yak omsetnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, ada ya? Wah, kudet nih, seriusan aku baru tahu. Apakah lokasinya di Kota Tua Jakarta?

      Hapus
  6. Wiiii, Semarang makin cethaaarr ❤️🎊 apalagi area Kota Lama udah se-ciamik ini yaahh. Terakhir aku ke SMG kayaknya tahun 2007 deh hahahah😴🍘 dah lamaaaa bgt, yang ku inget SMG tuh banjiiirrr mulu. genangan air di mana mana.

    Ternyata sekarang kian cakeep. Kota lama dgn berbagai pilihan spot nongki/ foto foto yg super aesthetics.

    looks so yummy nih pilihan kulinernya.

    di Sby juga ada kota lama, tapi masih terus menerus in progress. utk spot nongkinya blum terlalu banyaaak. tapi yha lumayanlah utk spot jalan jalan dan pepotoan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, iya nih, Kota Tua Surabaya juga jadi incarankuh. Bln Agustus lalu hanya melihat sambil lalu saja dari kendaraan. Sepertinya kalau lihat di Youtube, sangat menarik buat jalan2 juga.

      Hapus
  7. Wahh, jadi ini bangunan-bangunannya peninggalan jaman penjajahan Belanda? Masih cakep yaa dan berubah fungsi jadi kafe-kafe yg estetik.

    Kalau tempatnya tidak wheelchair friendly bagaimana cara masuknya? Maaf jadi penasaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan semua tempat yang gak wheelchair friendly ini saya datangin sendiri. Ibu saya nggak ikut, bertapa di hotel :)
      Kl anak tangga tidak terlalu banyak dan rendah, beliau masih bisa kok. Tapi kalau sudah ada banyak, nah agak ketar ketir sih

      Hapus
  8. Ini aja udh lumayan banyaaak mba. Aku tuh nyesel pas ke Semarang dulu ga banyak eksplor. Padahal banyaaak tempat estetik begini. Apalagi dengan latar bangunan tua yg terawat.

    Hrs diakui kota tua yg bener2 cakep itu Semarang sih. Kota tua Jakarta kayaknya ga secakep ini

    Aku penasaran Ama semua kafe yg mba coba. Makanan dan minumannya memang kliatan sedap

    BalasHapus
  9. Tiap baca postingan mbak Ria tentang Semarang, aku cuman membatin "kapann aku ke Semarang" ahahaha
    banyak banget listku, ditambah jejeran cafe yang disambangi mba ria ini juga cakep dan menggoda buat dikunjungi.
    Lokasi cafe yang berada di bangunan lawas memang menarik ya kesannya, dan kalau difoto jadi estetik gitu

    BalasHapus
  10. Sekarang kota lama makin berkembang dan banyak cafe2 baru di sekitarnya. Indonaret itu dulu bekas asrama polisi kak. Masa kecil saya sering main2 ke kawasan kota lama, karena ada kawan yg tinggal di asrama polisi disana.

    BalasHapus
  11. Yang saya sesali ketika main ke kota lama Semarang adalah tidak masuk ke cafe spigel karena memang dikejar waktu jadi hanya melihat di luar saja tapi cantik sekali dan kepengen main ke Indomaret paling estetik itu kok bisa kelewat ya saya?

    BalasHapus
  12. Spiegel antreannya gak abis-abis padahal udah beberapa kali ke Kota Lama Semarang tapi nggak pernah kesampean makan di sini...

    Terakhir ke Semarang tahun 2022, beli kopi di salah satu kedai tapi lupa namanyaa, apa jangan-jangan Sedjenak itu yaa.. soalnya lewat situ pas malem, dan kopisopnya udah mau tutup bentar lagi.

    BalasHapus
  13. Kota Lama Semarang ini memang mesti masuk wish list buat di jelajah. Sepertinya setiap sudut sangat estetik diimbangi dengan gedung-gedung bersejarah yang kokoh serta menarik perhatian.

    Apalagi banyak tempat ngafe yabg nyaman, namun sayangnya kurang ramah pengguna kursi roda ya.

    Semoga saja saya segera bisa sempatkan waktu buat jelajah Kota Lama Semarang.

    BalasHapus
  14. Di Semarang bangunan peninggalan Belandanya rata-rata masih terawat semua ya..
    Kalau di Surabaya rata-rata udah pada direnov total, ada yang dijadikan cafe, ada pula yang dijadikan hotel padahal sepanjang Jl. Tunjungan Surabaya itu dulunya pusat pertokoan yang bangunannya jadul begitu.
    Nagor sama Earl Grey Teanya bikin ngilerr. Earl Grey Tea itu macem Teh Tarik gitu kah Kak?

    BalasHapus
  15. Kota Lama Semarang tuh banyak kafe estetik ya Mbaa, aku jarang ke kafe di sana jadi paling lewat depannya Dan foto-foto ternyata enak-enak juga menunya..

    BalasHapus
  16. Udah berkali-kali coba merencanakan ini
    Namun selalu gagal karena alasan anak gak ada yang jaga
    Saya juga pengen sekali jelajahi
    Ada banyak kenangan sama orang Semarang soalnya, hehe

    BalasHapus
  17. Iyaya, uda paling nyaman ke Starbucks.
    Tapi sayangnya, jenis makanan di sana cuma yang manis-manis. Andaikan kaya ada menu makanan beratnya, makin betah lagii..

    Kadang kalau melihat bangunan Belanda begini, aku gak bisa mengabaikan opini mengenai "Ada bagusnya Indonesia dijajah Belanda." ((meski yang namanya penjajahan itu gak dibenarkan dari semua sisi, tapi kalau meninggalkan arsitektur yang indah seperti ini, seharusnya bisa dijadikan contoh serta banyak peninggalan lain yang berkaitan dengan teknologi dan kebiasaan baik lainnya)).

    BalasHapus
  18. huaa, kenapa kota lama semarang jadi tampak indah dan estetik xD aku baru menyadarinya, hehe.. bangunannya lama masih terawat baik ya.. jadi pengen jalan2 dan kuliner ke semarang juga deh mba ^^

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.