Pintu Selatan stasiun Gambir |
Akhirnya ke Bandung lagiii... SEBENARNYA SIH, karena saya FOMO juga orangnya, ingin mencoba naik Whoosh. Kalau mau ke Bandung, bisa turun di stasiun Padalarang dan sambung lagi dengan kereta feeder hingga Stasiun Bandung. Masalahnya.... saya membawa manula yang mobilitasnya terbatas. Akses transitnya bagaimana nih? Apakah harus naik turun tangga atau escalator? Ada lift atau travelator kah bagi pengguna yang memiliki keterbatasan? Saya sudah coba tanya via DM ke akun media sosial mereka. GOT NO ANSWER. Okay, bye FOMO, is time to face reality. Mau nyaman dan aman, pilih saja KA ARGO PARAHYANGAN.
Kalau dulu saya membeli via OTA, maka kali ini saya memutuskan untuk beli langsung di apps KAI. Yang saya bingung nih, tempat duduk mana ya yang dekat dengan restroom? Jadilah saya membeli untuk keberangkatan di nomor kursi 3C dan 3D . Karena pemandangan cakep sepanjang perjalanan menuju Bandung lebih optimal di deretan D; sesuai tips yang pernah saya berikan. Untuk tiket pulang saya pilih nomor 12 A & B. Sebenarnya saya ingin nomor yang lebih dekat ke pintu, agar dekat dengan area untuk meletakkan kursi roda. Tapi yang saya ragu, yang mana yang dekat dengan restroom? Kita akan segera tahu saat berangkat nanti.
BOOSTER KEDUA
Saya dan mama belum mendapatkan booster kedua, bukan karena kami tidak mau. Tapi memang kesulitan untuk mendapatkannya. Saya membaca ketentuan untuk traveling dengan KAI. Memang sih, penumpang tidak wajib booster kedua, lebih merupakan himbauan. Apalagi bagi penumpang yang memang kondisinya rentan terhadap penularan virus Corona. Asal jangan karena belum mendapatkan booster kedua, terus kami ditolak naik kereta..
Pastinya memang kami harus menjaga kesehatan karena cuaca juga sedang tidak baik-baik saja.
JAKARTA - BANDUNG
FACE RECOGNITION
Apalagi inih..., pikir saya. Udahlah, nanti saja pas sudah tiba di stasiun baru cari tahu. Jadi, ketika kami tiba di stasiun sekitaran jam 5 pagi, saya melihat ada beberapa petugas yang melayani registrasi face recognition.
Jadi, agar cepat proses validasi tiket, para penumpang dihimbau untuk mendaftarkan diri untuk fasilitas ini. Sebenarnya di apps ada, tapi saya baru registrasi di stasiun Gambir pada hari keberangkatan. Petugas membantu mendaftarkan dengan meminta KTP asli terlebih dahulu, lalu difoto.
Jika kita sudah registrasi face recognition, bisa langsung masuk dari pintu selatan. Jadi sebelum masuk ada layar, dan kita berhenti dulu sampai layar tersebut mengenali wajah, lalu auto cek tiket. Jika semua data sudah sesuai, bisa langsung masuk menuju peron di lantai 3. Tapi jika memilih cetak manual, maka harus lewat pintu utara.
Jika menggunakan kursi roda, ada layar yang tingginya disesuaikan dengan penggunanya. Ada beberapa line, petugas akan membantu mengarahkan ke antrian yang sesuai.
E-TICKET BOARDING PASS
Kalau baca dari situs KAI, sebenarnya e-ticket tidak perlu dicetak lagi jika kita sudah melakukan registrasi face recognition. Karena petugas tidak perlu lagi cek barcode e-ticket kita. Dan ini berlaku untuk perjalanan-perjalanan berikut yang akan kita lakukan. Sudah ada beberapa stasiun yang memiliki fasilitas face recognition.
TAPIII, sebaiknya tetap cetak, seandainya ada yang salah masuk gerbong dan duduk di tempat yang seharusnya buat kita. Karena sempat kejadian, keduanya memiliki tiket dengan nomor yang sama...tapi akhirnya ketahuan kalau beda gerbong. Paling tidak, kita ada bukti yang bisa diperlihatkan.
Foto diambil pada hari Jumat 20 Oktober 2023 |
HEBOH!
Jadwal berangkat 06.30 tapi hingga jam 06.20 belum ada tanda-tanda KA Argo Parahyangan datang. Agak khawatir juga apakah ada masalah di jalur keretanya? Saya ingat sempat foto dan mengirimkan twit mengeluh kepada KAI. Lalu tidak berapa lama kemudian keretanya datang. Saya dan mama bersiap hendak berjalan ke gerbong kereta ketika ada petugas yang menghampiri.
"Bu, langsung naik ke kursi roda ya, saya bantu dorong. Kereta akan berangkat tepat waktu jam 6.30."
We were like...WHAT?! Itu sekitar 5 menit lagi dong! Langsung kami bergegas melewati 3 gerbong sebelum akhirnya naik di gerbong kami. Dan kami bahkan belum duduk ketika pintu gerbong ditutup dan keretanya perlahan beranjak meninggalkan peron Gambir.
UNTUNGNYAAA..., rejeki mama saya ya, kami bertemu dengan petugas KAI yang sebenarnya lagi off duty. Dia menanyakan kami duduk di mana dan menyarankan untuk pindah ke kursi nomor 13 C & D. Jadi, dekat dengan tempat untuk meletakkan kursi roda dan pastinya dekat dengan restroom. Kebetulan saat itu penumpang tidak terlalu banyak, jadi kami bisa pindah. Bapak itu juga memberitahu rekan-rekannya kalau kami pindah tempat duduk.
TIPS
Bapak petugas tersebut memberikan tips: Jika naik KA Argo Parahyangan, pilih kursi nomor besar agar dekat dengan restroom. FIX! Bakal diingat untuk perjalanan berikutnya. Dan ini artinya, nomor kursi yang saya pilih untuk pulang nanti, sudah aman. Karena saya memilih nomor 12 A & B.
FYI: Jika dilihat dari notifikasi di atas, kursi nomor 13 C & D ini bisa ditukar untuk yang membutuhkan, misalnya lansia, penyandang disabilitas dan ibu hamil. Selain agar dekat dengan kamar kecil, juga ada area untuk meletakkan kursi roda.
Tapi ini dengan kondisi, penumpang yang duduk di situ mau tukeran atau tidak. Atau penumpangnya juga sama-sama memiliki kebutuhan khusus.
TIBA DI BANDUNG
Sesampainya di Bandung, ada petugas yang membantu untuk mendorong kursi roda. Yang menyenangkan, keluar dari gerbong kereta tidak perlu melompat . Platform sejajar dengan pintu gerbong kereta, jadi memudahkan mama untuk melangkah keluar.
Petugas awalnya menganjurkan agar keluar lewat pintu Selatan. Mungkin agar tidak semacet jika keluar dari pintu utara. Tapi mengingat pengalaman sebelumnya dan lumayan trauma (halah, lebay), saya minta untuk diantar menuju pintu utara saja.
Stasiun Bandung kerjasama dengan GRAB. Kalau kalian hendak memanggil kendaraan, akan terlihat jelas perbedaannya dengan transportasi online lain. Dengan GRAB, saya bisa memilih dijemput dekat ROTI O atau MAXX Coffee yang lokasinya memang di dalam stasiun.
Kalau memilih angkutan lain, pilihannya hanya ada North Gate. Bukannya berarti mereka tidak bisa masuk sih, tapi artinya kalian harus menjelaskan lagi, menunggu di sebelah mananya pintu utara.
travelator stasiun Bandung |
BANDUNG - JAKARTA
"Jangan salah pintu lagi ya," mama saya mengingatkan sebelum kami menuju Stasiun Bandung. Jadi, saya pesan Grab untuk menuju Maxx Coffee di dalam Stasiun Bandung.
Ketika kami sudah di mobil, jam sekitar 13.15 - 13.20 dan mendadak si pengemudi bertanya,"Keretanya berangkat jam berapa bu?" Ketika saya bilang jam 15.00 ia terdengar lega dan mengatakan,"Oh, amanlah. Kalau ibu berangkat jam 14.00 dan maunya cepat sampai, saya tidak bisa janji."
Well, the thing is, saya sudah terbiasa dengan konsep, mendingan menunggu daripada ditinggal. Kebiasaan yang diturunkan oleh kedua orangtua saya, yang pesawat atau kereta berangkat jam berapaaa, kami sudah pontang panting berangkat dari rumah jauh lebih awal.
Kali ini sesampainya di stasiun, saya panggil porter buat bantu mendorong kursi roda mama. Karena kami sampai terlalu cepat, plus masuk dengan face recognition, eh ternyata keretanya belum tiba. Dan porternya mengatakan kalau ia akan menunggu sampai kereta datang. Jadi, kami menunggu dulu dan sebenarnya kalau mau jajan makanan masih bisa sih. Tapi kami duduk-duduk saja sambil menikmati hujan (Yes, Bandung sudah hujan) dan memperhatikan kereta feeder yang baru saja sampai. Barulah ketika jam 2-an dan keretanya sudah tersedia, ia memberitahu kami untuk bersiap dan mengantarkan hingga naik ke kereta.
Area tunggu Stasiun Bandung |
Karena sebelumnya naik dari pintu selatan, baru kali ini merasakan duduk-duduk menunggu kereta datang di area tunggu bagian pintu utara. Ada dispenser buat isi ulang bagi yang membawa botol minuman sendiri. Dan pastinya tempat jajanan lain yang menggoda iman, apalagi kalau pas hujan pas lapar.
Sekedar informasi, Stasiun Gambir juga bekerja sama dengan GRAB. Pas mau pulang, saya bisa pesan Grab dan menentukan lokasi penjemputan, yaitu di gerbang Utara dekat CFC.
MAKANAN DI KERETA
Ketika berangkat pagi-pagi, kami memang tidak sarapan dulu, menghindari perut bergejolak. Yang ternyata tetap saja bergejolak karena masuk angin. Akhirnya pesan kopi susu (kopi instan sachetan - gak usah sebut merek yaa) dan teh manis, keduanya minuman panas. Lumayan lah buat menghangatkan tubuh. Total menjadi Rp 28.000 (teh panas: Rp 15.000,- dan kopi susu : Rp 13.000,-).
Nasi goreng |
Berbeda dengan saat keberangkatan yang pesan minuman on the spot, pas beli tiket pulang, saya sekalian pesan makanan. Satu nasi goreng saja untuk dimakan berdua dengna mama, karena tidak tahu bakal enak atau tidak. Ternyata, nasi gorengnya enak, ayam gorengnya TIDAK SAMA SEKALI. Untung saja hanya pesan satu; harganya Rp 40.000,-
KESIMPULAN
Bakal tetap naik kereta api Argo Parahyangan jika hendak ke Bandung. Petugas-petugasnya sigap, ada fasilitas lift di stasiun Gambir dan travelator di stasiun Bandung. Jadi amanlah bagi pengguna kursi roda.
Aku pun udh sepakat Ama Raka, kalo travelingnya hanya sekitaran pulau Jawa, mendingan kereta mba. Udh jauuuh LBH bagus, nyaman pula..Hrg jelas LBH murah drpd pesawat
BalasHapusMakanya LBH tertarik KA Skr ini.
Makanan KA yg aku pesan trakhir juga lumayan tuh. Nasi sei sapi. Enak kok. Jadi puas banget pengalaman trakhir kemarin naik KA š
Nasi sei sapi? Ah, lain kali aku coba pesan deh yang itu. Dan mengenai layanan kereta jaman sekarang, bener banget. Jauh lbh bagus, petugas2nya juga lebih tanggap dalam menolong penumpang yang memerlukan bantuan.
HapusSeru banget ya kalo ada cerita kehebohan gitu.. last minute mau berangkat kita masih di luar kereta. Gak kebayang sy paniknya gimana... Oh nomor kursi besar deket restroom toh. Noted.
BalasHapusiya, karena ibu saya tidak bisa berjalan cepat, harus naik kursi roda. jadi makin senewen lah kami berdua.
HapusAh baca tulisan ini pass banget lagi ngiler pengen naik kereta dari kemarin. Aku lagi mulai ngerencanain sih, rencananya desember nanti pengen mampir ke bandung.
BalasHapusnaik kereta duh nagih banget. Selain nyaman dari guncangan dan pergerakan yang endut-endutan, view dan experience nya ga ada saingan banget dibanding moda transportasi lain. kemaren aku ngecek Argo parahyangan sekitar 250ribuan, aaaah... mau otw booking aaah
Wah lengkap sekali ulasannya. Dari tips milih kursi yang enak sampai semua fasilitas yang ada di kereta. Di Palembang, keretanya kadang membingungkan. Karena kursi berhadapan, untuk mengetahui posisi duduk menghadap ke depan atau membelakangi aja sulit sebab beda arah rute, beda pula arah duduknya.
BalasHapusKalau rute A ke B, kursi genap akan menghadap depan, sebaliknya belum tentu. Eh ini untuk kelas ekonomi sih, sebab kalau kelas eksekutif semua menghadap ke depan.
Iya, saya juga beberapa kali naik kok baru sadar :)))) Itupun setelah memastikan dengan petugas yang lagi off duty tersebut. Dan ini hanya berlaku jika naik KA Argo Parahyangan. Masing2 KA ada trick-nya sendiri2 buat dapat kursi yang nyaman dgn view yang ok
HapusKalau misal pakai kereta berarti masih nunjukin kartu vaksin minimal booster 1 ya atau gimana mbak, Huhu kudet banget soalnya Di Aceh nggak ada kereta padahal saya cocok naik kereta nggak muntah beda dengan mobil harus minum Antimoš„²
BalasHapusOh enggak, tahun lalu petugas cukup cek dari ticket sudah langsung ketahuan kok, penumpang KAI nih sudah dapat vaksin atau belum. Jsdi gak perlu ribet bawa2 kartu vaksin lagi.
HapusComfort food emang nasi goreng ya Kak. Sayang ayamnya failed. Seruu ya naik kerrta. Udh lama banget gak naik KA. Skrg bisa pake e ticket dan perlu strategi jg dalam milih nomor kursi.
BalasHapusstrateginya gugur kalau pesan tiketnya mendadak atau ketika musim liburan :)))
HapusNaik kereta api Argo Parahyangan Jakarta - Bandung bikin makin pengen naik kereta deh, vibes nya tuh khas dan seru. Tips nya bermanfaat banget, alhamdulillah perjalanan bareng Mama diberikan kelancaran dan kemudahan, ketemu petugas yang baik banget. Bandung itu selalu memikat hati, seneng kalau liburan kesana tuh dan fasilitas kereta api saat ini makin ciamik ya, dipadankan sama teknologi.
BalasHapusBetul, jadi tenang kalau ada anggota keluarga yang mobilitasnya terbatas.
Hapusjadi kangen sama Stasiun Gambir, udah lama ga naik kereta kalau ke Jakarta
BalasHapusDulu aku termasuk jarang pesen tiket lewat aplikasi KAI, terus beberapa tahun terakhir ini sering lewat KAI karena sering beli tiket go show yang selisih harganya lumayan juga
enaknya kalau pesen di KAI, kita ga perlu print out tiket
Kebetulan aku anak kereta banget kak, di twitter bikin thread tentang kereta api terutama kelas ekonomi, siapa tau suatu saat perlu bisa cek di @itstikakid yaaa
BalasHapusBetulll, aku pun kecewa dengan ayam gorengnyaaa... hahahaha... BTW masih ada menu Pop Mie ngga ya? dulu kayaknya ada...
BalasHapusDi kereta sekarang makanannya lebih variatif. Buat anak-anak juga jadi banyak pilihan. Dulu kan seputaran nasgor-pop mie-bakso aja ya. Wkwk. Perkembangan KAI makin lama makin keren. Saya suka naik kereta dari jaman KA Ekonomi masih dimasukin pedagang, kursinya masih tegak banget dan dempet-dempetan sama penumpang depan.
BalasHapusTerakhir naik kereta awal bulan ini dari Gambir ke Jogja. Setelah sekian lama nggak naik kereta, ternyata check-innya pake face recognition sekarang. Wkwk. Kalau soal memilih nomor kursi, biasanya kami pilih kursi yang 1 sendirian dan 2 di belakangnya. Hehe..
Sudah lama ngga naik kereta api karena aku ngga vaksin lengkap huhu kangen, rencana pulang ke Bogor nanti kembali naik kereta aamiin... pelayanan KAI bagus yaa ada petugas untuk membantu dorong kursi roda Mama
BalasHapusMemang seru naik kereta api ke Bandung selain pemandangannya bagus berjalannya tidak terlalu lama dan ternyata harus pesan nomor besar pada ke toilet ya apalagi untuk kenyamanan Ibunda yang memakai kursi roda lain kali naik kereta cobain cuanki bakso dan juga nasi Sei sapi di restoran nya Kak enak deh rasanya
BalasHapusDuh saya belum pernah naik kereta Mbak, pengen juga sih bisa ngerasain naik KA..semoga nanti ada kesempatan jalan2 ke Bandung biar bisa juga ngerasiin naik kereta termasui kereta cepatnya. Btw sharingnya bagus sekali nih terutama buat yang bepergian dengan orang tua atau keluarga yang kondisinya pake kursi roda. Nggak perlu khawatir ya karena petugas-petugasnya pada sigap.
BalasHapusKayanya memilih kursi enak hanya bs dilakukan kalo uda pernah naik kereta ini sebelumnya ya, jadi tau benar posisi2 enak, wkwkwk. Bagi aku yg belum pernah naik sama sekali, dulu pernah pas SMP kayanya aku gak ngerti jg yg cozy itu dimana. Mgkn nanti mbak kasih tips jg nomor2 kursi favorit ya
BalasHapus