Christmas at Mercure Hotel Cikini |
Sudah lama saya ingin
membawa mama dan almarhum papa untuk sesekali menginap di hotel. Tapi
berkali-kali maju mundur karena harganya lumayan nabok buat saya. Hingga
akhirnya pertengahan Desember kemarin saya iseng browsing harga penginapan di
malam Natal di Traveloka. Iya, ceritanya saya terinspirasi banyak blogger untuk
staycation. Tadinya maunya agak jauh dari rumah tapi dengan pertimbangan tidak
terlalu jauh jarak tempuhnya dari gereja, akhirnya pilihan saya persempit.
Minta saran juga dari travel blogger jeung Eka dan dari beberapa
rekomendasinya, saya pilih Mercure Hotel yang berlokasi di Cikini.
Sesampainya di hotel
yang jarak tempuhnya kalau lagi liburan panjang begini gak sampai setengah jam,
kami berdua disambut dengan segelas jahe dingin. Tahu aja mas, kalau lagi haus.
Jadi sambil menunggu proses check-in kami berdua menikmati minuman. Nah, di
sini kelucuan pertama dimulai oleh saya. Karena selama ini setiap kali menginap
di hotel ikutan acara outing kantor saya sempat bengong juga ketika
wajib setor deposit sebesar Rp. 500.000,-. Wueh? Uang deposit bisa disetor
tunai, dengan kartu debet atau kartu kredit. Jadi, misalnya saya merusak
property hotel langsung dibebankan pada uang deposit tersebut. Oke deh. Kami
mendapat kamar di lantai 5 di kamar no. 5.
Kekonyolan berikutnya
adalah ketika hendak naik ke lantai 5 dengan lift. Saya mengira, setelah
tapping kartu maka lift otomatis akan naik ke lantai 5. Sampai tiga kali saya
tap kartu tersebut dan lift tetap saja gak bergerak. Ternyataaaa…setelah tap
saya tetap harus menekan angka untuk menuju lantai 5. Saya yakin deh kalau ada
yang mengawasi via kamera CCTV bakal ngakak abis.
Untung kekonyolan
berhenti sampai di situ saja karena kami berhasil masuk kamar tanpa insiden. Kamar
dengan twin bed yang kasurnya empuk banget, ac langsung menyala walau sempat
lama baru terasa dingin (karena memang cuacanya amit-amit panasnya). Saya check
kenapa sandal sama sikat gigi hanya ada satu ya? Tapi nanti saja deh saya coba
minta lagi. Yang lainnya lengkap ada complimentary bottled water, coffee/tea
maker dan toiletries selain sikat gigi juga tersedia.
Tidak berapa lama
check in mama langsung tidur sementara saya wajib check jaringan wifi. Kidding.
Karena dalam beberapa jam kami harus ke gereja untuk mengikuti ibadah malam
Natal, saya gak berani tidur siang. Jam 17.00 kami berangkat ke gereja dan
larut malam baru pulang. Awalnya saya ingin melihat De’Langit Rooftop Bar yang
berada di lantai 8 tapi mata sudah keburu sepet. Plus, kami berdua lebih memilih diam di kamar dan berdoa saat jam menunjukkan tengah malam dan Natal telah tiba.
Saya menikmati banget istirahat di saat malam Natal di kamar hotel. Apalagi setelah saya sukses bikin pecah gelas ketika menjelang tengah malam. Huhuhuhu.... Room boy yang diminta datang via resepsionis langsung muncul tanpa pakai lama. Dan tentu saja saya langsung mengaku dosa kalau sudah merusak properti hotel. Ya, bohong juga percuma dong karena pasti mereka akan check saat saya meninggalkan kamar tersebut.
Saya menikmati banget istirahat di saat malam Natal di kamar hotel. Apalagi setelah saya sukses bikin pecah gelas ketika menjelang tengah malam. Huhuhuhu.... Room boy yang diminta datang via resepsionis langsung muncul tanpa pakai lama. Dan tentu saja saya langsung mengaku dosa kalau sudah merusak properti hotel. Ya, bohong juga percuma dong karena pasti mereka akan check saat saya meninggalkan kamar tersebut.
Keesokan paginya saat
Natal, kami pun menikmati sarapan di De’Kafe Resto. Saya agak kecewa karena
variasi makanan yang sedikit bahkan pada pastry. Padahal menikmati pastry di
hotel adalah hal yang paling bikin saya hepi. Obat pelipur lara saya hanya
Christmas cup cake yang disusun membentuk pohon Natal.
Usai sarapan, kami
berdua iseng naik ke lantai 8 dan disambut ramah salah satu staff yang
bertugas. Ia mengingatkan agar tidak berenang di siang hari karena yaaa seperti
yang kita tahu, sinar matahari poll abisss. Tersedia kolam renang untuk
anak-anak dengan ketinggian 60 cm sementara yang besar setinggi 120 cm.
Kekonyolan ketiga adalah ternyata saya lupa caranya berenang sodara sodari.
Jadilah saya hanya bermain air di pinggiran kolam tidak sampai satu jam.
Ohya,
letaknya De’Langit Rooftop Bar ini bersebelahan dengan kolam renang. Tentunya
kolam renang sudah ditutup setelah malam dan pengunjung tidak diijinkan untuk
berenang.
Dan tanpa terasa kami
pun sudah harus check out dari kamar hotel. Rasanya berat banget ketika kami
berkemas dan meninggalkan kamar 505 tersebut... Thanks for your hospitality dear staffs and management Mercure Hotel Cikini... Mudah-mudahan bisa balik lagi di suatu hari nanti.
liburan kemarin kami sekeluarga ke mercure ancol n mercure simatupang. hotel mercure memang nyaman ya :)
BalasHapus