Saya boleh saja mengatakan keturunan BatMan alias BATAK MANADO... Tapi pengetahuan saya mengenai kuliner di kota Medan dan Manado amat sangat minim. Padahal oh padahal di kedua tempat itu sumbernya untuk wisata kuliner...
Courtesy of WhereIsMeli |
Penyesalan saya tambah panjang saat melihat foto-foto makanan milik teman saya yang termasuk pelit berbagi di akun Instagram WhereIsMeli. Tapi beruntung bagi saya karena kali ini dia berkenan membagi beberapa foto untuk dimuat di blog ini. Karena kali ini saya bertekat, seandainya ada rejeki maka harus ada tempat-tempat makan yang dituju. Dan daripada menunda-nunda lalu lupa, sebaiknya daftar segera saya mulai yaitu:
Courtesy of WhereIsMeli |
Mie pangsit (non halal) Tiong Sim Selat Panjang
The original mie Tiong Sim hanya ada di jalan Selat Panjang dan jalan Semarang, begitu info dari teman saya. Ada ceritanya mengenai mie pangsit Tiong Sim yang terletak di jalan Selat Panjang ini. Konon dulu dijual pedagang kaki lima dekat kedai kopi Tiong Sim di jalan Selat Panjang. Sepanjang jalan itu konon ada banyak rumah makan Chinese Food. Orang pun mulai menyebutnya dengan mie Tiong Sim. Dan nama ini langsung digunakan oleh si pedagang sebagainama kedai saat dia hendak pindah. Mungkin maksudnya agar pelanggan tahu dia pindah ke mana barangkaliya? Tapi pemilik kedai kopi Tiong Sim menuntut karena merasa mereka pemilik dari nama tersebut. Bagaimana kasusnya sekarang, sayangnya saya tidak punya ceritanya.
Cerita-cerita seperti ini tentunya jadi menambah bumbu bagi tempat makan yang masuk rekomendasi dari situs Trip Advisor.
Courtesy of WhereisMeli |
Dim Sum Non Halal Ayong
Rumah makan yang satu ini dalam kenangan teman saat kecil ya rumah makan kecil (juga) dantanpa nama. Tapi seiring berjalannya waktu pengunjung lebih mengingat tempat makan ini dengan dim sum Babura padahal namanya Ayong.
Yang dipesan oleh teman saya saat itu adalah cing cong fan atau steamed rice roll, sayap ayam, siomay ayam, ha kau, leng hong kien (udang dengan mayonnaise) dan sayap ayam.
Kalau sudah ramai harus super sabar karena pelayanannya jadi melambat… Tapi dengan tampilan makanan yang menggugah seperti itu…rasanya sabar bisa diusahakan.
Courtesy of WhereIsMeli |
Bubur Pek Cam Ke Acuan
Menurut teman saya, tempat makan yang satu ini sudah terkenal lama alias legendaries banget… Nama Acuan ini ceritanya sudah terkenal banget di komunitas Tionghoa sebagai pemain lama Chinese Culinary khas Medan. Berlokasi di Jalan Asia simpang Jalan Kuningan, suasana dalam kedai ini tetap ala tempo dulu. Jadi mungkin jangan berharap ada wifi (lho, ini mau makan apa mau upload foto sih?)
Pek Cam Ke sendiri artinya ayam rebus. Yang dipesan teman saya adalah bubur beserta ayam rebus dengan sayur asin, cakwe dan…jreng…telur mentah di dalam bubur yang panas. Membayangkannya saja sudah membuat saya lapar lagi.
Tentu saja tempat ini tidak hanya menyediakan bubur. Ada juga menu yang direkomendasikan lainnya yaitu Leng Pua atau makanan pembuka ala Chinese yang isinya ayam rebus, udang saos mayonaisse, ampela ayam, ubur-ubur, telur pitan,sambel ikan asin, sayur asin dan daun ketumbar.
Apaan lagi tuh telur pitan? Telur pitan ini mirip telur asin, dari pengawetan telur dengan kulit padi dan soda yang bersifat basa. Katanya baik untuk kesehatan loh…
Courtesy of WhereIsMeli |
Martabak Gapa
Saya dan martabak telor itu masih kerabat dekat setelah coklat. Maksudnya, kalau yang ada di hadapan saya belum habis jangan harap bisa berhenti makan.
Foto martabak telor ini yang pertama menarik perhatian saya. Dan ketika teman saya memberitahu kalau foto tersebut diambil saat Ho Ciak Food Festival wah langsung tertarik.
Ho Ciak Food Festival diadakan saat Cheng Beng. Cheng Beng sendiri adalah ritual tahunan bagi para keturunan Tionghoa untuk berziarah dan berdoa ke makam leluhur. Jadi festival makanan ini pasti menarik mereka yang tengah mudik dan tentunya pengunjung lainnya seperti wisatawan. Biasanya berlangsung beberapa waktu setelah tahun baru Imlek… Ho Ciak Food Festival sendiri diadakan selama beberapa hari saja di lokasi yang berbeda dengan tema yang berbeda setiap tahunnya. Makanan yang disajikan halal dan non halal. Berarti makanan yang tersedia di sana tidak hanya martabak Gapa *lirik kantong dan perut*
Waduh, untuk makan martabak Gapa harus menunggu Ho Ciak Food Festival? Tenang, bagi yang mau terbang ke Medan saat ini juga bisa langsung ke markasnya. Martabak Gapa bisa diperoleh di seberang area Merdeka Walk dan jalan S.Parman. Disebut martabak Gapa karena dulu penjualnya berjualan di komplek Gapa Medan. Saya ingin merasakan martabak yang adonannya ada kentang tumbuk serta cabe rawit dan dimasak di atas arang. Sekali-sekali makan martabak dengan kari kambing ah…
Bikin daftar makanan sih tidak banyak, tapi kalau perginya pas ada acara festival makanan bisa over budget… Jadi penyelesaiannya adalah mencari hotel murah di Medan. Nah di sini deh masalah mulai. Karena menurut pengalaman, yang terlalu murah biasanya malah jadi mengecewakan. Jadi murahnya mau seberapa dulu nih? Bagaimana kalau di bawah Rp. 300.000,-tapi lokasinya ada di tengahkota? Ya kalau murah tapi letaknya jauh dari mana-mana ujung-ujungnya jadi tidak murah. Jadi setelah baca review di beberapa situs online saya ketemu nih sama Airy Rooms yang berlokasi di Simpang Raya Amaliun Medan (Airy Simpang Raya Amaliun Medan).
Foto dari situs AiryRooms |
Kelebihannya adalah:
Sesuai budget yang tidak mau lebih dari Rp. 300.000,-
Bisa menghubungi layanan pelanggan dengan Whatsapp di nomor 081280700020 atau biar lebih yakin bisa hubungi nomor 08041112479 serta email cs@airyrooms.com .
Tempat tidur yang bersih sehingga bisa menghilangkan kepenatan setelah seharian jalan
Ada pendingin ruangan
Yang paling penting juga ada WIFI!
Udah bikin rencananya? Jadi sekarang hayo balik kerja buat ngumpulin ongkos jalan-jalan! *tutup laptop*
ahaa...bisa aja istilahnya batman mb ri
BalasHapusmasakan menado aku taunya enak enak emang
martabaknya unik ada adonan kentang dan rawitnya
kebayang bakal jadi ranjau di lidah hihi
iya, membayangkan ada adonan kentangnya itu yg bikin penasaran buat saya
Hapusbatman..istilah baru :)) by the way kalau masakan Batak saya sering dimasakin tetangga yang asli Batak, ikan sayur kuning gitu. Rasanya beda banget karena rempah2nya khas.
BalasHapusLiat foto di atas aja saya udah ngiler...yang martabaknya ituuuu
wih beragam kuliner di suatu daerah selalu penasaran mau coba
BalasHapusWahhhhh mie pangsit non halal itu yang paling menarik untuk dicobaa..
BalasHapusMbak ayo ke Medan, tapi Mbak bayarin yah *eh
boleh, ntar kalau gue dapat giveaway tiket gratis buat berdua ya #eh
HapusHahaha BatMan= Batak Manado. Ada-ada aja.
BalasHapusJadi penasaran mau nanya, itu diatas bubur nya ada apa mbak? Kok mirip cakue yah.
emang cakue ituuu :)
HapusMartabaknya sepertinya enak mbaaaaak. Dan hotelnya, walaupun murce tapi sepertinya nyaman banget ya. Makasi infonya mbak Riaa :D
BalasHapuswahaha... mau tutup laptop, balik kerja dulu mbak...
BalasHapussaya juga senang tau cerita dibalik sebuah tempat makan, jenis makanan dari tempat yang saya kunjungi, biar lengkap paket jalan-jalannya.
oh ya, terimakasih mbak untuk tulisannya. masih cita-cita saya juga untuk explore Medan, saya lupa terakhir kali jalan-jalan di sana itu mungkin tahun 1995 an. Udah lama. Malu jadi orang Medan tapi nggak tau Medan dan kulinernya.
ada yg ketinggalan kalau jalan - jlan ke medan ... yaitu Ucok Durian .. rugi sekali kemedan tanpa ke tempat itu .... nyesel dech pokoknya kalau nggak kesitu...:)
BalasHapusNama makanannya unik yo, hanya karena sekedar pernah "berjualan di ..." he he he. Aku kok ngebayangin martabaknya to mbak. hadeuh...mana lagi laper lagi
BalasHapus